|
Kebereradaan Masyarakat Suku Abun Kab. Tambrauw Papua Barat
![]() |
Penjaga Pantai Peneluran Hewan
Raksasa Penyu belimbing
Keberadaan masyarakat Suku Abun yang
mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat luas baik di Papua, di Indonesia
bahkan dunia. Untuk itu perlu kami uraikan tentang bagimana suku ini dan
seperti apa keberadaannya.
Suku yang mendiami daratan tanah besar
pulau papua, tepatnya wilayah kepala burung pulau papua (sorong raya). Suku ini
mendiami daerah pedalaman gunung Tambrauw berdekatan dengan beberapa suku di
daerah kepala burung sorong yaitu suku Moi di sorong, suku Ayamaru, Aifat dan
Aitinyo di maibrat, miyah, ireres dan Mpur di Tambrauw juga suku
Manikion/Mandacan di manokwari serta Suku-suku lain mendiami wilayah kepala
burung sorong.
Suku Abun memiliki Hak kepelikan secara
Adat Yaitu daerah pedalaman Distrik Feef sebelah selatan, Distrik Abun sebelah
timur, distrik Mege/Moraid sebelah barat dan lautan bebas pasifik sebelah utara.
Suku Abun baru diakui beradaan nama suku
Abun baru terjadi tahun 2001 melalui musyawarah Adat Suku Abun.
Suku ini sebelumnya, di sebut suku karon
oleh orang biak sekitar 600 ratus tahun yang lalu, dimana tempat ini merupakan
daerah pelarian atau penjelajahan orang biak pada zaman primitive, tetapi juga
sebagai daerah persinggahan zaman sultan tidore dalam perjalanan pembayaran
pajak kepada sultan Tidore di raja ampat.
Ada banyak hal yang ingin saya ceritakan
tentang keeradaan suku ini.
Secara adat suku ini menyimpan banyak
ritual dan kearifan local yang dipelihara secara adat turun temurun menurut
margnya masing, dan kebanyak suku ini dikenal dengan instilah suku “Y” atau
semua marga dalam suku ini marganya diawali penyebutan dadal “Y” misalnya
Yesnath, Yeblo, Yekwam, Yewen, Yesyan, Yekese, Yenat, Yeum, Yerin, Yembra, dan
seterusnya.
Suku Abun memiki pendidikan tradisional
yang masih berlaku pendidikan hingga sekarang, dan masih dijaga dan dilindungi
oleh suku ini dan mereka memilih untuk tetap hidup primitive di tengah hutan
belantara, hanya menjaga dan mlindungi hutan dan alam karena mereka menganggap
sebagai rumah pemberian tuhan yang harus dijaga keutuhan sampai hari kiamat.
Sekitar raturan jiwa yang masih menghuni
di hutan terutama dekat dengan gunung Tambrauw yang dianggap misteri dan
menyimpan seluruh kekayaan dunia ini sesuai janji secara turun temurun sejak
zaman ciptaan, dan mereka terus menunggu janji akhir zaman, sebab mereka
melaksanaan janji Pencipta atas keutuhan alam dan lindungi untuk menghidupan
manusia secara layak tampa harus merusak hutan secara liar dan tidak berguna.
Keprimitifan suku ini sampai sekarang
mereka tidak pernah berubah baik, budayanya, bahasanya, tradisi pergaulanya
bahkan tutur katanyapun tidak berubah walaupun mengikuti pendidikan tinggi. Hal
ini dibuktikan bahwa apapun perubahan mereka tetap komit untuk menjaga
keberadaan suku ini dan adat-istiadatnya sampai kiamat atau akhir zaman.
Suku ini menyimpan banyak kekayaan alam
dan hutan yang masih menyimpan segala yang dianggap unik oleh orang lain yang
belum kenal. Saah satu contoh adalah Burung pintar yang selalu mengumpulkna
barang-barang bekas sebagai istana kecil menurut keberadaan habitatnya, juga
tumbuhan unik seperti tumbuhan dan hutan yang masih utuh dan belum disentuh
oleh perusak hutan. Tumbuhan unik dan misteri seperti sebuah pohon yang
didalamnya terbagi ranting-ranting keterwakilan pohon lain yang dijaga oleh
satwa lain seperti ular, babi raja dan juga burung-burung termasuk didalamnya
adalah burung garuda. Daerah ini cukup unik dan misteri, didalam kedalam
tanahnya menyimpan kekayaan alam tambrang mineral seperti emas, tembaga, senk,
timah, pasir besi, minyak, urainium dan jenis tambang lainnya. Dan lebih unik
daerah ini menyimpan satwa lain seperti ribuan jenis burung yang belum banyak
dikenal di dunia luar dan salah satunya adalah Cenderawasih Putih.
M=sulit untuk kami mengurai secara
perinci bagaimana kekayaan yang begitu banyak dan tersimpab di daerah ini.
Namun dengan adanya kabupaten pemekaran baru yaitu Kabupaten Tambrauw, maka
mulai terungkap satu persatu misteri yang yang ada di daerah ini.
Saat ini yang menjadi focus untuk bias
dikenal dan diketahui oleh orang luar adalah satwa Raksasa Penyu belimbing,
yang mana keseharian merantau mengelilingi jagat alam ini, dan melakukan
persinggahan mencari jenis lawan untuk perkawinan di kalifornia sekaligua
mencari makanannya yaitu ubur-ubur yang banyak di kalifornia sebab jenis
jantannya selalu berada di dekat makan dan jenis ubur-ubur di kalifornia sangat
besar dan menjadi kesukaan sebab sekali makan harus menelan seribu ekor
ubur-ubur untuk menambah kekuatan menjelajahi alam dasar laut keseluruh belahan
bumi.
Perjalanannya yang panjang ini akan di
akhir di Pantai pasir Jeen Womom dan pantai Suap yang merupakan tempat
peneluran penyu belimbing tetapi juga empat jenis penyu lain yaitu penyu hijau,
penyu sisik, penyu sisik semu dan juga penyu kerang, dan penyu raksasa penyu
belimbing yang beratnya mencapai 700 sampai 900 kilogram bahkan ada yang
mencapai satu Ton.
Keberadaan penyu belimbing yang saat ini
terus terancam punah karena kegiatan manusia yang begitu banyak tetapi juga
kerana aktifitas pembangunan yang dirancang oleh pemerintah baik pusant maupun
di daerah. Akan tetapi bukan berarti kita melakukan pembiaran untuk satwa ini
harus punah tetapi kita sama-sama perlu menjaga dan melindunginya sebagai salah
satu mahkluk purba yang tersisa di dunia, dan kelanjutan habitatnya ada di
Indonesia terutana Tanah papua daerah Kabupaten Tambrauw Papua Barat. Di Pantai
Jeen Womom adalah pasir pilihan satwa yang sensitive ini adalah sebagai tempat
terbaik sebagai istanah untuk menyimpan telurnya kemudian perggi merantau ke
seluruh belahan dunia tetapi akan kembali untuk bertelur.
Saat ini pantai pasir Jeen Womom mulai
merasa bahwa ada ancaman yang mulai bermunculan akibat pembangunan yang di
rancang oleh pemerintah, untuk itu dengan segala tindak perlu kita sama-sama
menyuarakan kepada semua pihak untuk menjaga satwa ini sebagai satwa tersisa
dunia yang hanya bias dating bertelur di Indonesia (Tambrauw Papua Barat) lalu
pergi mencari makan dan kawin di laut kalifornia kemudian berbalik ke pantai
jeen womom untuk bertelur,
Keberadaan suku abun yang masih menyimpan
kearifan local menjaga dan melindungi penyu belimbing dan memiliki berbagai
mitos secara adat tetapi juga menyatuh dan bersahabat dengan alam dan manusia
dari sejak zaman ciptaan sampai sekarang dengan bukti peninggalan batu rumah
dan batu penyu yang berda tepat di laut pantai pasir jeen womom.
Aktifitas pemeritah yang harus merancang
pembangunan dengan membagun infrastruktur jalan menuju ke kampong-kampung terus
di laksanakan untuk menjawab tantangan dan pemberdayaan kepada masyarakat
melalui akses jalan yang mempermudah aktifitas masyarakat, namun dibalik
kepentigan pembangunan ini harus ada yang dikorbankan. Contoh kasus tahun 2014
pembanguna jalan trans papua barat yang dihubungan antara manokwari sorong
dengan jalur pantai utara melalui pesisir tambrauw, dan pembangunan jalan
dilakukan di pinggiran pantai dan melalui kawasan peneluran penyu belimbing dan
3 jenis penyu lain. Berbagai pro dan kontra masyarakat antara membutuhkan jalan
dan menjaga penyu belimbing menjadi benturan yang cukup dasyat bahkan mengarah
pada konflik, kemudian jalan ini di hemtikan dan sebagian yang sudah terbangun
dan dianggap sudah merusak kawasan harus di hentikan dan dipindahkan dua
kilometer dari pantai sebagai jalan trans papua barat, dan jalan yang sudah
terlanjur tergusur disimpan sebagai jalan pengunjun untuk mrngunjungi penyu
belimbing.
Dengan contoh ini maka kami mengharapkan
dukugan moral dari semua kalangan terutama teman-teman aktifis terus
menyuarakan keberadaan satwa raksasa ini untuk terus ada di Indonesia sebagai
kekayaan dan juga bertindak bersama untuk menolong masyarakat suku abun dalam
gerakan perlindungan, sebab secara adat masyarakat memiliki kelemahan untuk
mempertahankan kearifan budayanya sebab dominasi aturan pemeritah yang kadan
kurang melihat keberadaan daerah yang memiliki kekayaan khusus seperti
Tambrauw.
Semoga dengan adanya informasi ini
kiranya menambah referensi kepada teman-teman untuk untuk ikut membantu dalam
mengkampyekan keberadaan satwa ini agar tidak punah tetapi terus ada untuk
Indonesi. Lebih khusus Tanah papua kabupaten Tambrauw Masyarakat Suku Abun yang
luar biasa dengan budaya dan tradisi kesakralanya bias menyatuh dalam konsep
“Perpaduan Ilmu Kampus dan Ilmu kampong” memayungi satwa raksasa yang masih
tersisa dunia di Indonesia.
Saya Juzack. Sundoy. Pemerhati penyu
Belimbing, mengharapkan sumbangsi pikiran, tenaga dan finansial untuk
menggerakan masyarakat yang terus bekerja untuk menjaga alam dan kekayaan
alamnya sehingga tetap utuh ada dan terus ada bagi Indonesia.
Yogyakarta,
05 Juli 2018
Salam lestari
Indonesiaku..
By. Juzack. Js
Catatan,
Maaf
, belum diperbaiki tulis langsung langsung kirim tulisannya tidak sempurna,,
thx
|
Kebereradaan Masyarakat Suku Abun Kab. Tambrauw Papua Barat
![]() |
Penjaga Pantai Peneluran Hewan
Raksasa Penyu belimbing
Keberadaan masyarakat Suku Abun yang
mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat luas baik di Papua, di Indonesia
bahkan dunia. Untuk itu perlu kami uraikan tentang bagimana suku ini dan
seperti apa keberadaannya.
Suku yang mendiami daratan tanah besar
pulau papua, tepatnya wilayah kepala burung pulau papua (sorong raya). Suku ini
mendiami daerah pedalaman gunung Tambrauw berdekatan dengan beberapa suku di
daerah kepala burung sorong yaitu suku Moi di sorong, suku Ayamaru, Aifat dan
Aitinyo di maibrat, miyah, ireres dan Mpur di Tambrauw juga suku
Manikion/Mandacan di manokwari serta Suku-suku lain mendiami wilayah kepala
burung sorong.
Suku Abun memiliki Hak kepelikan secara
Adat Yaitu daerah pedalaman Distrik Feef sebelah selatan, Distrik Abun sebelah
timur, distrik Mege/Moraid sebelah barat dan lautan bebas pasifik sebelah utara.
Suku Abun baru diakui beradaan nama suku
Abun baru terjadi tahun 2001 melalui musyawarah Adat Suku Abun.
Suku ini sebelumnya, di sebut suku karon
oleh orang biak sekitar 600 ratus tahun yang lalu, dimana tempat ini merupakan
daerah pelarian atau penjelajahan orang biak pada zaman primitive, tetapi juga
sebagai daerah persinggahan zaman sultan tidore dalam perjalanan pembayaran
pajak kepada sultan Tidore di raja ampat.
Ada banyak hal yang ingin saya ceritakan
tentang keeradaan suku ini.
Secara adat suku ini menyimpan banyak
ritual dan kearifan local yang dipelihara secara adat turun temurun menurut
margnya masing, dan kebanyak suku ini dikenal dengan instilah suku “Y” atau
semua marga dalam suku ini marganya diawali penyebutan dadal “Y” misalnya
Yesnath, Yeblo, Yekwam, Yewen, Yesyan, Yekese, Yenat, Yeum, Yerin, Yembra, dan
seterusnya.
Suku Abun memiki pendidikan tradisional
yang masih berlaku pendidikan hingga sekarang, dan masih dijaga dan dilindungi
oleh suku ini dan mereka memilih untuk tetap hidup primitive di tengah hutan
belantara, hanya menjaga dan mlindungi hutan dan alam karena mereka menganggap
sebagai rumah pemberian tuhan yang harus dijaga keutuhan sampai hari kiamat.
Sekitar raturan jiwa yang masih menghuni
di hutan terutama dekat dengan gunung Tambrauw yang dianggap misteri dan
menyimpan seluruh kekayaan dunia ini sesuai janji secara turun temurun sejak
zaman ciptaan, dan mereka terus menunggu janji akhir zaman, sebab mereka
melaksanaan janji Pencipta atas keutuhan alam dan lindungi untuk menghidupan
manusia secara layak tampa harus merusak hutan secara liar dan tidak berguna.
Keprimitifan suku ini sampai sekarang
mereka tidak pernah berubah baik, budayanya, bahasanya, tradisi pergaulanya
bahkan tutur katanyapun tidak berubah walaupun mengikuti pendidikan tinggi. Hal
ini dibuktikan bahwa apapun perubahan mereka tetap komit untuk menjaga
keberadaan suku ini dan adat-istiadatnya sampai kiamat atau akhir zaman.
Suku ini menyimpan banyak kekayaan alam
dan hutan yang masih menyimpan segala yang dianggap unik oleh orang lain yang
belum kenal. Saah satu contoh adalah Burung pintar yang selalu mengumpulkna
barang-barang bekas sebagai istana kecil menurut keberadaan habitatnya, juga
tumbuhan unik seperti tumbuhan dan hutan yang masih utuh dan belum disentuh
oleh perusak hutan. Tumbuhan unik dan misteri seperti sebuah pohon yang
didalamnya terbagi ranting-ranting keterwakilan pohon lain yang dijaga oleh
satwa lain seperti ular, babi raja dan juga burung-burung termasuk didalamnya
adalah burung garuda. Daerah ini cukup unik dan misteri, didalam kedalam
tanahnya menyimpan kekayaan alam tambrang mineral seperti emas, tembaga, senk,
timah, pasir besi, minyak, urainium dan jenis tambang lainnya. Dan lebih unik
daerah ini menyimpan satwa lain seperti ribuan jenis burung yang belum banyak
dikenal di dunia luar dan salah satunya adalah Cenderawasih Putih.
M=sulit untuk kami mengurai secara
perinci bagaimana kekayaan yang begitu banyak dan tersimpab di daerah ini.
Namun dengan adanya kabupaten pemekaran baru yaitu Kabupaten Tambrauw, maka
mulai terungkap satu persatu misteri yang yang ada di daerah ini.
Saat ini yang menjadi focus untuk bias
dikenal dan diketahui oleh orang luar adalah satwa Raksasa Penyu belimbing,
yang mana keseharian merantau mengelilingi jagat alam ini, dan melakukan
persinggahan mencari jenis lawan untuk perkawinan di kalifornia sekaligua
mencari makanannya yaitu ubur-ubur yang banyak di kalifornia sebab jenis
jantannya selalu berada di dekat makan dan jenis ubur-ubur di kalifornia sangat
besar dan menjadi kesukaan sebab sekali makan harus menelan seribu ekor
ubur-ubur untuk menambah kekuatan menjelajahi alam dasar laut keseluruh belahan
bumi.
Perjalanannya yang panjang ini akan di
akhir di Pantai pasir Jeen Womom dan pantai Suap yang merupakan tempat
peneluran penyu belimbing tetapi juga empat jenis penyu lain yaitu penyu hijau,
penyu sisik, penyu sisik semu dan juga penyu kerang, dan penyu raksasa penyu
belimbing yang beratnya mencapai 700 sampai 900 kilogram bahkan ada yang
mencapai satu Ton.
Keberadaan penyu belimbing yang saat ini
terus terancam punah karena kegiatan manusia yang begitu banyak tetapi juga
kerana aktifitas pembangunan yang dirancang oleh pemerintah baik pusant maupun
di daerah. Akan tetapi bukan berarti kita melakukan pembiaran untuk satwa ini
harus punah tetapi kita sama-sama perlu menjaga dan melindunginya sebagai salah
satu mahkluk purba yang tersisa di dunia, dan kelanjutan habitatnya ada di
Indonesia terutana Tanah papua daerah Kabupaten Tambrauw Papua Barat. Di Pantai
Jeen Womom adalah pasir pilihan satwa yang sensitive ini adalah sebagai tempat
terbaik sebagai istanah untuk menyimpan telurnya kemudian perggi merantau ke
seluruh belahan dunia tetapi akan kembali untuk bertelur.
Saat ini pantai pasir Jeen Womom mulai
merasa bahwa ada ancaman yang mulai bermunculan akibat pembangunan yang di
rancang oleh pemerintah, untuk itu dengan segala tindak perlu kita sama-sama
menyuarakan kepada semua pihak untuk menjaga satwa ini sebagai satwa tersisa
dunia yang hanya bias dating bertelur di Indonesia (Tambrauw Papua Barat) lalu
pergi mencari makan dan kawin di laut kalifornia kemudian berbalik ke pantai
jeen womom untuk bertelur,
Keberadaan suku abun yang masih menyimpan
kearifan local menjaga dan melindungi penyu belimbing dan memiliki berbagai
mitos secara adat tetapi juga menyatuh dan bersahabat dengan alam dan manusia
dari sejak zaman ciptaan sampai sekarang dengan bukti peninggalan batu rumah
dan batu penyu yang berda tepat di laut pantai pasir jeen womom.
Aktifitas pemeritah yang harus merancang
pembangunan dengan membagun infrastruktur jalan menuju ke kampong-kampung terus
di laksanakan untuk menjawab tantangan dan pemberdayaan kepada masyarakat
melalui akses jalan yang mempermudah aktifitas masyarakat, namun dibalik
kepentigan pembangunan ini harus ada yang dikorbankan. Contoh kasus tahun 2014
pembanguna jalan trans papua barat yang dihubungan antara manokwari sorong
dengan jalur pantai utara melalui pesisir tambrauw, dan pembangunan jalan
dilakukan di pinggiran pantai dan melalui kawasan peneluran penyu belimbing dan
3 jenis penyu lain. Berbagai pro dan kontra masyarakat antara membutuhkan jalan
dan menjaga penyu belimbing menjadi benturan yang cukup dasyat bahkan mengarah
pada konflik, kemudian jalan ini di hemtikan dan sebagian yang sudah terbangun
dan dianggap sudah merusak kawasan harus di hentikan dan dipindahkan dua
kilometer dari pantai sebagai jalan trans papua barat, dan jalan yang sudah
terlanjur tergusur disimpan sebagai jalan pengunjun untuk mrngunjungi penyu
belimbing.
Dengan contoh ini maka kami mengharapkan
dukugan moral dari semua kalangan terutama teman-teman aktifis terus
menyuarakan keberadaan satwa raksasa ini untuk terus ada di Indonesia sebagai
kekayaan dan juga bertindak bersama untuk menolong masyarakat suku abun dalam
gerakan perlindungan, sebab secara adat masyarakat memiliki kelemahan untuk
mempertahankan kearifan budayanya sebab dominasi aturan pemeritah yang kadan
kurang melihat keberadaan daerah yang memiliki kekayaan khusus seperti
Tambrauw.
Semoga dengan adanya informasi ini
kiranya menambah referensi kepada teman-teman untuk untuk ikut membantu dalam
mengkampyekan keberadaan satwa ini agar tidak punah tetapi terus ada untuk
Indonesi. Lebih khusus Tanah papua kabupaten Tambrauw Masyarakat Suku Abun yang
luar biasa dengan budaya dan tradisi kesakralanya bias menyatuh dalam konsep
“Perpaduan Ilmu Kampus dan Ilmu kampong” memayungi satwa raksasa yang masih
tersisa dunia di Indonesia.
Saya Juzack. Sundoy. Pemerhati penyu
Belimbing, mengharapkan sumbangsi pikiran, tenaga dan finansial untuk
menggerakan masyarakat yang terus bekerja untuk menjaga alam dan kekayaan
alamnya sehingga tetap utuh ada dan terus ada bagi Indonesia.
Yogyakarta,
05 Juli 2018
Salam lestari
Indonesiaku..
By. Juzack. Js
Catatan,
Maaf
, belum diperbaiki tulis langsung langsung kirim tulisannya tidak sempurna,,
thx

No comments:
Post a Comment