Thursday, July 5, 2018

Kebereradaan Masyarakat Suku Abun Kab. Tambrauw Papua Barat



Kebereradaan Masyarakat Suku Abun Kab. Tambrauw Papua Barat
Description: G:\FILE TAMBRAUW\FOTO LAMPIRAN PDT\Potensi Seni-Budaya\Asessories Seni dan Budaya Tambrauw 1.JPG
Penjaga Pantai Peneluran Hewan Raksasa Penyu belimbing

Keberadaan masyarakat Suku Abun yang mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat luas baik di Papua, di Indonesia bahkan dunia. Untuk itu perlu kami uraikan tentang bagimana suku ini dan seperti apa keberadaannya.

Suku yang mendiami daratan tanah besar pulau papua, tepatnya wilayah kepala burung pulau papua (sorong raya). Suku ini mendiami daerah pedalaman gunung Tambrauw berdekatan dengan beberapa suku di daerah kepala burung sorong yaitu suku Moi di sorong, suku Ayamaru, Aifat dan Aitinyo di maibrat, miyah, ireres dan Mpur di Tambrauw juga suku Manikion/Mandacan di manokwari serta Suku-suku lain mendiami wilayah kepala burung sorong.

Suku Abun memiliki Hak kepelikan secara Adat Yaitu daerah pedalaman Distrik Feef sebelah selatan, Distrik Abun sebelah timur, distrik Mege/Moraid sebelah barat dan lautan bebas pasifik sebelah utara.

Suku Abun baru diakui beradaan nama suku Abun baru terjadi tahun 2001 melalui musyawarah Adat Suku Abun.

Suku ini sebelumnya, di sebut suku karon oleh orang biak sekitar 600 ratus tahun yang lalu, dimana tempat ini merupakan daerah pelarian atau penjelajahan orang biak pada zaman primitive, tetapi juga sebagai daerah persinggahan zaman sultan tidore dalam perjalanan pembayaran pajak kepada sultan Tidore di raja ampat.

Ada banyak hal yang ingin saya ceritakan tentang keeradaan suku ini.

Secara adat suku ini menyimpan banyak ritual dan kearifan local yang dipelihara secara adat turun temurun menurut margnya masing, dan kebanyak suku ini dikenal dengan instilah suku “Y” atau semua marga dalam suku ini marganya diawali penyebutan dadal “Y” misalnya Yesnath, Yeblo, Yekwam, Yewen, Yesyan, Yekese, Yenat, Yeum, Yerin, Yembra, dan seterusnya.

Suku Abun memiki pendidikan tradisional yang masih berlaku pendidikan hingga sekarang, dan masih dijaga dan dilindungi oleh suku ini dan mereka memilih untuk tetap hidup primitive di tengah hutan belantara, hanya menjaga dan mlindungi hutan dan alam karena mereka menganggap sebagai rumah pemberian tuhan yang harus dijaga keutuhan sampai hari kiamat.

Sekitar raturan jiwa yang masih menghuni di hutan terutama dekat dengan gunung Tambrauw yang dianggap misteri dan menyimpan seluruh kekayaan dunia ini sesuai janji secara turun temurun sejak zaman ciptaan, dan mereka terus menunggu janji akhir zaman, sebab mereka melaksanaan janji Pencipta atas keutuhan alam dan lindungi untuk menghidupan manusia secara layak tampa harus merusak hutan secara liar dan tidak berguna.

Keprimitifan suku ini sampai sekarang mereka tidak pernah berubah baik, budayanya, bahasanya, tradisi pergaulanya bahkan tutur katanyapun tidak berubah walaupun mengikuti pendidikan tinggi. Hal ini dibuktikan bahwa apapun perubahan mereka tetap komit untuk menjaga keberadaan suku ini dan adat-istiadatnya sampai kiamat atau akhir zaman.

Suku ini menyimpan banyak kekayaan alam dan hutan yang masih menyimpan segala yang dianggap unik oleh orang lain yang belum kenal. Saah satu contoh adalah Burung pintar yang selalu mengumpulkna barang-barang bekas sebagai istana kecil menurut keberadaan habitatnya, juga tumbuhan unik seperti tumbuhan dan hutan yang masih utuh dan belum disentuh oleh perusak hutan. Tumbuhan unik dan misteri seperti sebuah pohon yang didalamnya terbagi ranting-ranting keterwakilan pohon lain yang dijaga oleh satwa lain seperti ular, babi raja dan juga burung-burung termasuk didalamnya adalah burung garuda. Daerah ini cukup unik dan misteri, didalam kedalam tanahnya menyimpan kekayaan alam tambrang mineral seperti emas, tembaga, senk, timah, pasir besi, minyak, urainium dan jenis tambang lainnya. Dan lebih unik daerah ini menyimpan satwa lain seperti ribuan jenis burung yang belum banyak dikenal di dunia luar dan salah satunya adalah Cenderawasih Putih.

M=sulit untuk kami mengurai secara perinci bagaimana kekayaan yang begitu banyak dan tersimpab di daerah ini. Namun dengan adanya kabupaten pemekaran baru yaitu Kabupaten Tambrauw, maka mulai terungkap satu persatu misteri yang yang ada di daerah ini.

Saat ini yang menjadi focus untuk bias dikenal dan diketahui oleh orang luar adalah satwa Raksasa Penyu belimbing, yang mana keseharian merantau mengelilingi jagat alam ini, dan melakukan persinggahan mencari jenis lawan untuk perkawinan di kalifornia sekaligua mencari makanannya yaitu ubur-ubur yang banyak di kalifornia sebab jenis jantannya selalu berada di dekat makan dan jenis ubur-ubur di kalifornia sangat besar dan menjadi kesukaan sebab sekali makan harus menelan seribu ekor ubur-ubur untuk menambah kekuatan menjelajahi alam dasar laut keseluruh belahan bumi.

Perjalanannya yang panjang ini akan di akhir di Pantai pasir Jeen Womom dan pantai Suap yang merupakan tempat peneluran penyu belimbing tetapi juga empat jenis penyu lain yaitu penyu hijau, penyu sisik, penyu sisik semu dan juga penyu kerang, dan penyu raksasa penyu belimbing yang beratnya mencapai 700 sampai 900 kilogram bahkan ada yang mencapai satu Ton.

Keberadaan penyu belimbing yang saat ini terus terancam punah karena kegiatan manusia yang begitu banyak tetapi juga kerana aktifitas pembangunan yang dirancang oleh pemerintah baik pusant maupun di daerah. Akan tetapi bukan berarti kita melakukan pembiaran untuk satwa ini harus punah tetapi kita sama-sama perlu menjaga dan melindunginya sebagai salah satu mahkluk purba yang tersisa di dunia, dan kelanjutan habitatnya ada di Indonesia terutana Tanah papua daerah Kabupaten Tambrauw Papua Barat. Di Pantai Jeen Womom adalah pasir pilihan satwa yang sensitive ini adalah sebagai tempat terbaik sebagai istanah untuk menyimpan telurnya kemudian perggi merantau ke seluruh belahan dunia tetapi akan kembali untuk bertelur.

Saat ini pantai pasir Jeen Womom mulai merasa bahwa ada ancaman yang mulai bermunculan akibat pembangunan yang di rancang oleh pemerintah, untuk itu dengan segala tindak perlu kita sama-sama menyuarakan kepada semua pihak untuk menjaga satwa ini sebagai satwa tersisa dunia yang hanya bias dating bertelur di Indonesia (Tambrauw Papua Barat) lalu pergi mencari makan dan kawin di laut kalifornia kemudian berbalik ke pantai jeen womom untuk bertelur,

Keberadaan suku abun yang masih menyimpan kearifan local menjaga dan melindungi penyu belimbing dan memiliki berbagai mitos secara adat tetapi juga menyatuh dan bersahabat dengan alam dan manusia dari sejak zaman ciptaan sampai sekarang dengan bukti peninggalan batu rumah dan batu penyu yang berda tepat di laut pantai pasir jeen womom.
Aktifitas pemeritah yang harus merancang pembangunan dengan membagun infrastruktur jalan menuju ke kampong-kampung terus di laksanakan untuk menjawab tantangan dan pemberdayaan kepada masyarakat melalui akses jalan yang mempermudah aktifitas masyarakat, namun dibalik kepentigan pembangunan ini harus ada yang dikorbankan. Contoh kasus tahun 2014 pembanguna jalan trans papua barat yang dihubungan antara manokwari sorong dengan jalur pantai utara melalui pesisir tambrauw, dan pembangunan jalan dilakukan di pinggiran pantai dan melalui kawasan peneluran penyu belimbing dan 3 jenis penyu lain. Berbagai pro dan kontra masyarakat antara membutuhkan jalan dan menjaga penyu belimbing menjadi benturan yang cukup dasyat bahkan mengarah pada konflik, kemudian jalan ini di hemtikan dan sebagian yang sudah terbangun dan dianggap sudah merusak kawasan harus di hentikan dan dipindahkan dua kilometer dari pantai sebagai jalan trans papua barat, dan jalan yang sudah terlanjur tergusur disimpan sebagai jalan pengunjun untuk mrngunjungi penyu belimbing.

Dengan contoh ini maka kami mengharapkan dukugan moral dari semua kalangan terutama teman-teman aktifis terus menyuarakan keberadaan satwa raksasa ini untuk terus ada di Indonesia sebagai kekayaan dan juga bertindak bersama untuk menolong masyarakat suku abun dalam gerakan perlindungan, sebab secara adat masyarakat memiliki kelemahan untuk mempertahankan kearifan budayanya sebab dominasi aturan pemeritah yang kadan kurang melihat keberadaan daerah yang memiliki kekayaan khusus seperti Tambrauw.

Semoga dengan adanya informasi ini kiranya menambah referensi kepada teman-teman untuk untuk ikut membantu dalam mengkampyekan keberadaan satwa ini agar tidak punah tetapi terus ada untuk Indonesi. Lebih khusus Tanah papua kabupaten Tambrauw Masyarakat Suku Abun yang luar biasa dengan budaya dan tradisi kesakralanya bias menyatuh dalam konsep “Perpaduan Ilmu Kampus dan Ilmu kampong” memayungi satwa raksasa yang masih tersisa dunia di Indonesia.

Saya Juzack. Sundoy. Pemerhati penyu Belimbing, mengharapkan sumbangsi pikiran, tenaga dan finansial untuk menggerakan masyarakat yang terus bekerja untuk menjaga alam dan kekayaan alamnya sehingga tetap utuh ada dan terus ada bagi Indonesia.

Yogyakarta, 05 Juli 2018

Salam lestari Indonesiaku..

By. Juzack. Js

Catatan,
Maaf , belum diperbaiki tulis langsung langsung kirim tulisannya tidak sempurna,, thx




Kebereradaan Masyarakat Suku Abun Kab. Tambrauw Papua Barat
Description: G:\FILE TAMBRAUW\FOTO LAMPIRAN PDT\Potensi Seni-Budaya\Asessories Seni dan Budaya Tambrauw 1.JPG
Penjaga Pantai Peneluran Hewan Raksasa Penyu belimbing

Keberadaan masyarakat Suku Abun yang mungkin belum banyak dikenal oleh masyarakat luas baik di Papua, di Indonesia bahkan dunia. Untuk itu perlu kami uraikan tentang bagimana suku ini dan seperti apa keberadaannya.

Suku yang mendiami daratan tanah besar pulau papua, tepatnya wilayah kepala burung pulau papua (sorong raya). Suku ini mendiami daerah pedalaman gunung Tambrauw berdekatan dengan beberapa suku di daerah kepala burung sorong yaitu suku Moi di sorong, suku Ayamaru, Aifat dan Aitinyo di maibrat, miyah, ireres dan Mpur di Tambrauw juga suku Manikion/Mandacan di manokwari serta Suku-suku lain mendiami wilayah kepala burung sorong.

Suku Abun memiliki Hak kepelikan secara Adat Yaitu daerah pedalaman Distrik Feef sebelah selatan, Distrik Abun sebelah timur, distrik Mege/Moraid sebelah barat dan lautan bebas pasifik sebelah utara.

Suku Abun baru diakui beradaan nama suku Abun baru terjadi tahun 2001 melalui musyawarah Adat Suku Abun.

Suku ini sebelumnya, di sebut suku karon oleh orang biak sekitar 600 ratus tahun yang lalu, dimana tempat ini merupakan daerah pelarian atau penjelajahan orang biak pada zaman primitive, tetapi juga sebagai daerah persinggahan zaman sultan tidore dalam perjalanan pembayaran pajak kepada sultan Tidore di raja ampat.

Ada banyak hal yang ingin saya ceritakan tentang keeradaan suku ini.

Secara adat suku ini menyimpan banyak ritual dan kearifan local yang dipelihara secara adat turun temurun menurut margnya masing, dan kebanyak suku ini dikenal dengan instilah suku “Y” atau semua marga dalam suku ini marganya diawali penyebutan dadal “Y” misalnya Yesnath, Yeblo, Yekwam, Yewen, Yesyan, Yekese, Yenat, Yeum, Yerin, Yembra, dan seterusnya.

Suku Abun memiki pendidikan tradisional yang masih berlaku pendidikan hingga sekarang, dan masih dijaga dan dilindungi oleh suku ini dan mereka memilih untuk tetap hidup primitive di tengah hutan belantara, hanya menjaga dan mlindungi hutan dan alam karena mereka menganggap sebagai rumah pemberian tuhan yang harus dijaga keutuhan sampai hari kiamat.

Sekitar raturan jiwa yang masih menghuni di hutan terutama dekat dengan gunung Tambrauw yang dianggap misteri dan menyimpan seluruh kekayaan dunia ini sesuai janji secara turun temurun sejak zaman ciptaan, dan mereka terus menunggu janji akhir zaman, sebab mereka melaksanaan janji Pencipta atas keutuhan alam dan lindungi untuk menghidupan manusia secara layak tampa harus merusak hutan secara liar dan tidak berguna.

Keprimitifan suku ini sampai sekarang mereka tidak pernah berubah baik, budayanya, bahasanya, tradisi pergaulanya bahkan tutur katanyapun tidak berubah walaupun mengikuti pendidikan tinggi. Hal ini dibuktikan bahwa apapun perubahan mereka tetap komit untuk menjaga keberadaan suku ini dan adat-istiadatnya sampai kiamat atau akhir zaman.

Suku ini menyimpan banyak kekayaan alam dan hutan yang masih menyimpan segala yang dianggap unik oleh orang lain yang belum kenal. Saah satu contoh adalah Burung pintar yang selalu mengumpulkna barang-barang bekas sebagai istana kecil menurut keberadaan habitatnya, juga tumbuhan unik seperti tumbuhan dan hutan yang masih utuh dan belum disentuh oleh perusak hutan. Tumbuhan unik dan misteri seperti sebuah pohon yang didalamnya terbagi ranting-ranting keterwakilan pohon lain yang dijaga oleh satwa lain seperti ular, babi raja dan juga burung-burung termasuk didalamnya adalah burung garuda. Daerah ini cukup unik dan misteri, didalam kedalam tanahnya menyimpan kekayaan alam tambrang mineral seperti emas, tembaga, senk, timah, pasir besi, minyak, urainium dan jenis tambang lainnya. Dan lebih unik daerah ini menyimpan satwa lain seperti ribuan jenis burung yang belum banyak dikenal di dunia luar dan salah satunya adalah Cenderawasih Putih.

M=sulit untuk kami mengurai secara perinci bagaimana kekayaan yang begitu banyak dan tersimpab di daerah ini. Namun dengan adanya kabupaten pemekaran baru yaitu Kabupaten Tambrauw, maka mulai terungkap satu persatu misteri yang yang ada di daerah ini.

Saat ini yang menjadi focus untuk bias dikenal dan diketahui oleh orang luar adalah satwa Raksasa Penyu belimbing, yang mana keseharian merantau mengelilingi jagat alam ini, dan melakukan persinggahan mencari jenis lawan untuk perkawinan di kalifornia sekaligua mencari makanannya yaitu ubur-ubur yang banyak di kalifornia sebab jenis jantannya selalu berada di dekat makan dan jenis ubur-ubur di kalifornia sangat besar dan menjadi kesukaan sebab sekali makan harus menelan seribu ekor ubur-ubur untuk menambah kekuatan menjelajahi alam dasar laut keseluruh belahan bumi.

Perjalanannya yang panjang ini akan di akhir di Pantai pasir Jeen Womom dan pantai Suap yang merupakan tempat peneluran penyu belimbing tetapi juga empat jenis penyu lain yaitu penyu hijau, penyu sisik, penyu sisik semu dan juga penyu kerang, dan penyu raksasa penyu belimbing yang beratnya mencapai 700 sampai 900 kilogram bahkan ada yang mencapai satu Ton.

Keberadaan penyu belimbing yang saat ini terus terancam punah karena kegiatan manusia yang begitu banyak tetapi juga kerana aktifitas pembangunan yang dirancang oleh pemerintah baik pusant maupun di daerah. Akan tetapi bukan berarti kita melakukan pembiaran untuk satwa ini harus punah tetapi kita sama-sama perlu menjaga dan melindunginya sebagai salah satu mahkluk purba yang tersisa di dunia, dan kelanjutan habitatnya ada di Indonesia terutana Tanah papua daerah Kabupaten Tambrauw Papua Barat. Di Pantai Jeen Womom adalah pasir pilihan satwa yang sensitive ini adalah sebagai tempat terbaik sebagai istanah untuk menyimpan telurnya kemudian perggi merantau ke seluruh belahan dunia tetapi akan kembali untuk bertelur.

Saat ini pantai pasir Jeen Womom mulai merasa bahwa ada ancaman yang mulai bermunculan akibat pembangunan yang di rancang oleh pemerintah, untuk itu dengan segala tindak perlu kita sama-sama menyuarakan kepada semua pihak untuk menjaga satwa ini sebagai satwa tersisa dunia yang hanya bias dating bertelur di Indonesia (Tambrauw Papua Barat) lalu pergi mencari makan dan kawin di laut kalifornia kemudian berbalik ke pantai jeen womom untuk bertelur,

Keberadaan suku abun yang masih menyimpan kearifan local menjaga dan melindungi penyu belimbing dan memiliki berbagai mitos secara adat tetapi juga menyatuh dan bersahabat dengan alam dan manusia dari sejak zaman ciptaan sampai sekarang dengan bukti peninggalan batu rumah dan batu penyu yang berda tepat di laut pantai pasir jeen womom.
Aktifitas pemeritah yang harus merancang pembangunan dengan membagun infrastruktur jalan menuju ke kampong-kampung terus di laksanakan untuk menjawab tantangan dan pemberdayaan kepada masyarakat melalui akses jalan yang mempermudah aktifitas masyarakat, namun dibalik kepentigan pembangunan ini harus ada yang dikorbankan. Contoh kasus tahun 2014 pembanguna jalan trans papua barat yang dihubungan antara manokwari sorong dengan jalur pantai utara melalui pesisir tambrauw, dan pembangunan jalan dilakukan di pinggiran pantai dan melalui kawasan peneluran penyu belimbing dan 3 jenis penyu lain. Berbagai pro dan kontra masyarakat antara membutuhkan jalan dan menjaga penyu belimbing menjadi benturan yang cukup dasyat bahkan mengarah pada konflik, kemudian jalan ini di hemtikan dan sebagian yang sudah terbangun dan dianggap sudah merusak kawasan harus di hentikan dan dipindahkan dua kilometer dari pantai sebagai jalan trans papua barat, dan jalan yang sudah terlanjur tergusur disimpan sebagai jalan pengunjun untuk mrngunjungi penyu belimbing.

Dengan contoh ini maka kami mengharapkan dukugan moral dari semua kalangan terutama teman-teman aktifis terus menyuarakan keberadaan satwa raksasa ini untuk terus ada di Indonesia sebagai kekayaan dan juga bertindak bersama untuk menolong masyarakat suku abun dalam gerakan perlindungan, sebab secara adat masyarakat memiliki kelemahan untuk mempertahankan kearifan budayanya sebab dominasi aturan pemeritah yang kadan kurang melihat keberadaan daerah yang memiliki kekayaan khusus seperti Tambrauw.

Semoga dengan adanya informasi ini kiranya menambah referensi kepada teman-teman untuk untuk ikut membantu dalam mengkampyekan keberadaan satwa ini agar tidak punah tetapi terus ada untuk Indonesi. Lebih khusus Tanah papua kabupaten Tambrauw Masyarakat Suku Abun yang luar biasa dengan budaya dan tradisi kesakralanya bias menyatuh dalam konsep “Perpaduan Ilmu Kampus dan Ilmu kampong” memayungi satwa raksasa yang masih tersisa dunia di Indonesia.

Saya Juzack. Sundoy. Pemerhati penyu Belimbing, mengharapkan sumbangsi pikiran, tenaga dan finansial untuk menggerakan masyarakat yang terus bekerja untuk menjaga alam dan kekayaan alamnya sehingga tetap utuh ada dan terus ada bagi Indonesia.

Yogyakarta, 05 Juli 2018

Salam lestari Indonesiaku..

By. Juzack. Js

Catatan,
Maaf , belum diperbaiki tulis langsung langsung kirim tulisannya tidak sempurna,, thx




No comments:

Post a Comment