KEBERADAAN RUMAH ADAT
DALAM MENJAGA IDENTITAS DAN JATI
DIRI
ORANG
ABUN SEBAGAI MANUSIA ADAT
Oleh, Juzac. Joh. Sundoy, SH
Kalau
dibilang saya ini Mungkin salah atau keliru dalam mengungkap kalimat diatas
karena secara fakta saya bukan orang adat dan saya tidak pernah terlibat dalam
pendidikan adat dalam rumah adat,. tetapi jangan lupa bahwa setiap orang
memandang sesuatu dari berbagai sisi dan arah menurut pikiran dan pengalaman..
Secara
keturunan saya mungkin bagian dari rumah adat tetapi juga bagian dari anak adat
suku abun yang memiliki latar belakang keluarga yang hidup dibelantara
pegunungan tambrauw 100 tahun yang lalu. Dan saya lahir dalam keluarga besar
suku Abun, hanya mungkin saya lahir dan besar di dalam keluarga orang biak
karena saya lahir dari kandungan seorang ibu keturunan biak., namun dalam nama
besar keturunan abun atau keturunan “Y” maka saya adalah keturunan dari keluarga
besar Yesnath.
Dalam
perjalanan hidup saya sejak lahir sampai besar saya hidup dikalangan keluarga
orang biak dan saya lebih banyak belajar tentang budaya biak baik bahasanya,
tradisi pergaulannya sampai dengan system adat dan budayanyapun menjadi bagian
yang sungguh saya pelajari dan miliki.
Sejak
tahun 1980 waktu itu saya berusia 11 tahun kelahiran 1969, saya diajak sama
bapa datang ke kampung warmandi melalui manokwari, kami datang dalam rangka
liburan sekolah dan bapa mengajak kami untuk melihat dengan dekat dan merasakan
keadaan kampung dan masyarakatnya. Dengan tidak sadar saya merasakan alam
tambrauw menyatuh dalam batin dan terasa dalam jiwa, yaitu secara tidak sadar
saya menyatuh langsung dengan alam dalam perasaan, tetapi saya tidak menyadari
itu bahkan tidak mengerti apa yang dimaksud oleh alam itu kepada saya.
Setelah
kembali saya terus melanjutkan sekolah di SD dan lanjut ke SMP kemudian ke SMA
dan waktu itu saya hampir putus sekolah karena kecewa dengan perhatian bapa
yang semakin kurang karena adik2 bertambah banyak dan bapa lebih focus dan
perhatian pada adik2 dan saya semakin tersisi, dan ini menurut perasaan bahkan
saya pernah bilang sama bapa bahwa saya ini mungkin anak tiri dalam keluarga,
dan bapa sempat marah sama saya, dan saya memutuskan untuk tidak melanjutkan
sekolah dan mau pulang ke kampung warmandi biar jadi kepala kampung saja, niat
ini saya sempat lakukan dan saya datang tinggal di kwor selama 6 bulan dan
pindah tinggal di warmandi 4 bulan kemudian saya ke manokwari dan lanjutkan
pendidikan SMA di SMA Swadaya Ransiki dan saya tamat tahun 1994 kemudian
melanjutkan ke Uncen di Fakultas Hukum
Saya terus disadarkan dengan
situasi alam tambrauw, maka waktu itu saya mau menulis Skripsi maka saya
memilih untuk menulis tentang “Peran Adat Dalam Perlindungan Penyu”, judul ini saya tawarkan ke WWF karena waktu
itu WWF melakukan kegiatan di pantai Womom, dan mereka memberi bantuan untuk
penelian dan penulisan.
Dari hasil penelitian itu ternyata
saya menemukan betapa luar biasa aturan adat orang Abun yang dijaga secara utuh
dan diberlakukan secara sturktur dan terorganisir oleh orang adat melalui
pendidikan rumah adat. saya melihat ini sebagai bagian yang penting dalam
sejarah hidup manusia ciptaan Tuhan, karena saya melihat dari awal ciptaan
manusia adam dan hawa, Allah memberi kepada Adam segala yang diciptakan dan
adam berkuasa atas segalanya, dan ini fakta dalam firman Tuhan. Dari analisis
ini ternyata orang Abun memiliki kehidupan yang berbeda dri suku lain di papua.
Secara adat system hokum adat diperagakan dalan konteks budaya dan tradisi
orang abun namun ini merupakan bagian dari kekayaan Allah yang diberikan kepada
manusia untuk dijaga dan dipelihara sebagai bagian dari ciptaan Tuhan.
Kenyataan ini sungguh di pelihara oleh orang Abun dan terbukti orang Abun harus
mengorbankan segala kepentingan hidup dengan tidak keluar dari gunung tambrauw
tetapi tetap setia menjaga dan memelihara apa yang menjadi warisan nenek moyang
yang tersimpan disana.
Setelah selesai di Uncen pada
tahun 2000 saya langsung pulang ke tambrauw dan tinggal di sausapor sampai saat
ini dan saya tidak pergi kemana2 walaupun banyak tantangan yang kadang
mengecewakan.
Dari pengalaman dan belajar
tentang adat orang Abun maka saya memulai dengan merangkul masyarakat Abun untuk
membentuk LMA Abun pada tahun 1998 waktu itu masih disebut “Karon” dan saya
bersama masyarakat di sausapor kami melakukan berbagai diskusi untuk mendirikan
LMA Abun, kebetulan waktu itu Multi Wahana Wijaya berlogbon di sapormaggainau,
maka sasaran LMA waktu itu adalah mendesak multi untuk tutup atau berhenti
karena bertentangan dengan tata aturan adat bahkan melakukan pengurasakan
terhadap keberadaan hutan adat yang dijaga oleh orang tua dan mereka merusak
kekaaan alam tambrauw, maka kami bentuk Tum 15 yang bekerja untuk melakukan
sosialisasi dan musyawarah dikampung2, dan kami bekerja selama 3 tahun dan pada
akhir bulan oktober 2001 kami musyawarah untuk membentuk LMA Abun, dan dari
tahun itu terbentuklah LMA Abun dan saya di percayakan sebagai Ketua LMA pertama
yang hanya menjalankan pimpinan selama 2 tahun kemudian di ganti oleh bapak
Marthen Yewen dan bapak Enos Yesnath.
Ada
beberapa hal penting yang perlu kita rumuskan secara baik, sebab waktu kami
membentuk LMA tujuannya untuk menjaga dan melindungi segala kepemilikian orang
abun yang sudah dijaga oleh nenek moyang dimasa lalu melalui kekuatan adat, serta
pergaulan manusiannya, tetapi begitu cepat pengaruh perkembangan yang
mengganggu tatanan adat orang abun bahkan rumah adatpun di bongkar, di bakar
dan dimusnakan. Mungkin ini yang akan menjadi
focus yang perlu saya sampai supaya kita tetap memihara dan mempertahan rumah
adat agar terus ada dan bertahan untuk tinggal karena ada banyak hal yang perlu
kita jaga sebab kalau kita tidak jaga maka akan tiba waktunya untuk kita akan
menyesalinya.
LMA
abun bukan sekedar kita bangun tetapi ada alasan untuk kita mendirikan LMA
Abun. Ada beberapa hal yang sangat penting dan bermanfaat dalam rumah adat abun
yaitu :
System
pengorganisasian pendidikan Adat yang tertata rapi dan terstruktur secara
sempurna dengan membentuk manusia menjadi manusia yang beradat dan malindungi
kerahasiaan alam kepunyaan Tuhan.
Pola
kerja dan pengaturan pemberlakukan aturan adat hanya berlaku khusus dalam
pelaksaannya dengan menghormati orang lain yang hidup bersama dalam
lingkungannya
Melindungi
semua mahkluk ciptaan Tuhan sama dalam pergaulan dengan tidak membedakan suku
dan ras, tetapi memandang dari sisi kemanusian sebagai ciptaan Tuhan.
Melaksanakan
tugas dan tanggungjawab sebagai orang adat yang wajib menjaga dan melindungi
alam secara utuh baik hutan tanah, air, tumbuhan hewan liar, burung dan segala
yang hidup bersama di alam adalah sahabat ciptaan yang wajib untuk di jaga dan
dilindingi untu kebutuhan hidup sehari2.
Mendekatkan
diri kepada semua mahkluk hidup dengan berpedoman pada aturan adat untuk tidak
saling menyakiti tetapi merangkul sebagai sahabat dalam hidup untuk saling memberi
tampa dendan dan dengki bahkan iklas memberi tanpa menuntut sesuatu.
Mengola
segala kekayaan menurut budaya dan tradisi dengan tidak merusak hutan, tetapi
membangun sesuai kebutuhan dengan jaminan bahwa semua akan terjaga dan dikelola
secara perlahan sesuai kebutuhan.
Mengambil
dari hasil hutan atau hewan lain sebagai sarana untuk membangun ketramppilan
seni dalam budaya dengan menggunakan segala kekayaan alam, yaitu hasil olahan kulit
kayu yng dibuat menjadi pakaian, daun-daun dirancang menjadi atap rumah, kulit
kayu selain pakaian dibuat juga untuk dinding rumah, buahan2an dan hasil hutan
disimpan untuk makan, asesoris hewan berupa bulu2 burung dugunakan untuk hiasan
kepala atau mahkota, akar kayu dan tali2 diolah menjadi noken dan perhiasan2
serta mengambil batu dari sungai yang direkayasa menjadi music yang
dikolaborasikan dengan suara bamboo dijadikan alat music untuk iringan nyanyian2
adat dan di manfaatkan untuk menggali segala kekaaan alam bagi kebutuhan hidup
setiap hari tampa ada harus memikirkan beban hidup yang mengganggu kehidupan.
Dari semua yang
terungkap diatas mungkin hanya sebagian kecil saja yang terpandang, menurut
kacamata budaya, tetapi masih banyak dan masih tersimpan dalam kehidupan adat.
untuk itu mari kita sepakat agar supaya terus terjaga dan terpelihara. Dari
konsep ini saya sengaja untuk mengajak kita kembali duduk dan berpikir
bagaimana supaya satukan konsep kita untuk kita dudukan dan terus bicara agar bagaimana
dengan kondisi dan keberadaan adat saat ini, terutama rumah adat yang kita merupakan
warisan adat yang saat ini sudah mau punah bahkan kalau tidak terjaga maka akan
hilang, untuk itu sebagai orang Abun yang tahu dan mengerti tentang Adat mari
kita tinggalkan perbedaan, kita bersatu untuk satukan langkah dan berberpikir
secara cerdas untuk bersama menyatuhkan segala pikiran, hati jiwa, dan raga
untuk mempertahan dan menjaga warisan dan tradisi budaya dan adat kita sebab
sebagian besa r sampai saat ini masih terjaga dan terlindung oleh orang adat. Kewajiban
kita adalah ikut menjaga tata karma kehidupan sebagai manusia adat dan ikut
bertanggunjawab untuk mengangkat dan menghidupkan kembali budaya, tradisi dan
adat yang merupakan identitas dan jati diri kita.
Dengan adanya
inisiatif yang terpikir dan dilakukan dilakukan saat ini, perlu mendapat respond
dan dukungan dari semua orang Abun, sebab saat ini kita mulai berpikir untuk
mengembalikan identitas dan jati diri kita yang dibangun oleh orang adat sejak
nenek moyang dimasa lalu. Dan semua yang dilakukan dan diwariskan ini kita
jangan memandang dari sisi yang berbeda tetapi kita memandang dari sisi warisan
adat untuk menyatuhkan kehidupan suku, bahasa, budaya, dan tata aturan yang
berlaku untuk mengatur dan menata kehidupan. Jangan terpengaruh dengan
perkembangan sebab itu yang akan merusak persatuan. Adat sudah ada sejak adam
dan hawa seperti hidup manusia dalam ciptaan, ketika adat diabaikan maka maka
kita akan melupakan apa yang diciptakan Tuhan dalam kehidupan manusia. Tidak
ada sesuatu yang terjadi begitu saja di bumi ini, sebab semua yang terjadi
karena kehendak Tuhan untuk kebutuhan manusia.sekarang bagaimana kita menjaga
dan memberlakukan sesuai dengan tuntutan hidup manusia.
Apa yang kita gores
di hari ini, akan menjadi sejarah kenangan dihari esok, dan apa yang kita piker
dan buat dihari ini akan bernilai dan bermanfaat untuk generasi dimasa mendatang.
Selamat bekerja
untuk mempersiapkan musyawarah adat suku abun, semoga sukses untuk mempertahankan
identitas dan jati diri bagi warisan turun temurun.
No comments:
Post a Comment