Sunday, July 8, 2018

KEBERADAAN RUMAH ADAT DALAM MENJAGA IDENTITAS DAN JATI DIRI ORANG ABUN SEBAGAI MANUSIA ADAT


KEBERADAAN RUMAH ADAT
DALAM MENJAGA IDENTITAS DAN JATI DIRI
ORANG ABUN SEBAGAI MANUSIA ADAT
Oleh, Juzac. Joh. Sundoy, SH

Kalau dibilang saya ini Mungkin salah atau keliru dalam mengungkap kalimat diatas karena secara fakta saya bukan orang adat dan saya tidak pernah terlibat dalam pendidikan adat dalam rumah adat,. tetapi jangan lupa bahwa setiap orang memandang sesuatu dari berbagai sisi dan arah menurut pikiran dan pengalaman..
Secara keturunan saya mungkin bagian dari rumah adat tetapi juga bagian dari anak adat suku abun yang memiliki latar belakang keluarga yang hidup dibelantara pegunungan tambrauw 100 tahun yang lalu. Dan saya lahir dalam keluarga besar suku Abun, hanya mungkin saya lahir dan besar di dalam keluarga orang biak karena saya lahir dari kandungan seorang ibu keturunan biak., namun dalam nama besar keturunan abun atau keturunan “Y” maka saya adalah keturunan dari keluarga besar Yesnath.
Dalam perjalanan hidup saya sejak lahir sampai besar saya hidup dikalangan keluarga orang biak dan saya lebih banyak belajar tentang budaya biak baik bahasanya, tradisi pergaulannya sampai dengan system adat dan budayanyapun menjadi bagian yang sungguh saya pelajari dan miliki.
Sejak tahun 1980 waktu itu saya berusia 11 tahun kelahiran 1969, saya diajak sama bapa datang ke kampung warmandi melalui manokwari, kami datang dalam rangka liburan sekolah dan bapa mengajak kami untuk melihat dengan dekat dan merasakan keadaan kampung dan masyarakatnya. Dengan tidak sadar saya merasakan alam tambrauw menyatuh dalam batin dan terasa dalam jiwa, yaitu secara tidak sadar saya menyatuh langsung dengan alam dalam perasaan, tetapi saya tidak menyadari itu bahkan tidak mengerti apa yang dimaksud oleh alam itu kepada saya.
Setelah kembali saya terus melanjutkan sekolah di SD dan lanjut ke SMP kemudian ke SMA dan waktu itu saya hampir putus sekolah karena kecewa dengan perhatian bapa yang semakin kurang karena adik2 bertambah banyak dan bapa lebih focus dan perhatian pada adik2 dan saya semakin tersisi, dan ini menurut perasaan bahkan saya pernah bilang sama bapa bahwa saya ini mungkin anak tiri dalam keluarga, dan bapa sempat marah sama saya, dan saya memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah dan mau pulang ke kampung warmandi biar jadi kepala kampung saja, niat ini saya sempat lakukan dan saya datang tinggal di kwor selama 6 bulan dan pindah tinggal di warmandi 4 bulan kemudian saya ke manokwari dan lanjutkan pendidikan SMA di SMA Swadaya Ransiki dan saya tamat tahun 1994 kemudian melanjutkan ke Uncen di Fakultas Hukum

Saya terus disadarkan dengan situasi alam tambrauw, maka waktu itu saya mau menulis Skripsi maka saya memilih untuk menulis tentang “Peran Adat Dalam Perlindungan Penyu”,  judul ini saya tawarkan ke WWF karena waktu itu WWF melakukan kegiatan di pantai Womom, dan mereka memberi bantuan untuk penelian dan penulisan.
Dari hasil penelitian itu ternyata saya menemukan betapa luar biasa aturan adat orang Abun yang dijaga secara utuh dan diberlakukan secara sturktur dan terorganisir oleh orang adat melalui pendidikan rumah adat. saya melihat ini sebagai bagian yang penting dalam sejarah hidup manusia ciptaan Tuhan, karena saya melihat dari awal ciptaan manusia adam dan hawa, Allah memberi kepada Adam segala yang diciptakan dan adam berkuasa atas segalanya, dan ini fakta dalam firman Tuhan. Dari analisis ini ternyata orang Abun memiliki kehidupan yang berbeda dri suku lain di papua. Secara adat system hokum adat diperagakan dalan konteks budaya dan tradisi orang abun namun ini merupakan bagian dari kekayaan Allah yang diberikan kepada manusia untuk dijaga dan dipelihara sebagai bagian dari ciptaan Tuhan. Kenyataan ini sungguh di pelihara oleh orang Abun dan terbukti orang Abun harus mengorbankan segala kepentingan hidup dengan tidak keluar dari gunung tambrauw tetapi tetap setia menjaga dan memelihara apa yang menjadi warisan nenek moyang yang tersimpan disana.
Setelah selesai di Uncen pada tahun 2000 saya langsung pulang ke tambrauw dan tinggal di sausapor sampai saat ini dan saya tidak pergi kemana2 walaupun banyak tantangan yang kadang mengecewakan.
Dari pengalaman dan belajar tentang adat orang Abun maka saya memulai dengan merangkul masyarakat Abun untuk membentuk LMA Abun pada tahun 1998 waktu itu masih disebut “Karon” dan saya bersama masyarakat di sausapor kami melakukan berbagai diskusi untuk mendirikan LMA Abun, kebetulan waktu itu Multi Wahana Wijaya berlogbon di sapormaggainau, maka sasaran LMA waktu itu adalah mendesak multi untuk tutup atau berhenti karena bertentangan dengan tata aturan adat bahkan melakukan pengurasakan terhadap keberadaan hutan adat yang dijaga oleh orang tua dan mereka merusak kekaaan alam tambrauw, maka kami bentuk Tum 15 yang bekerja untuk melakukan sosialisasi dan musyawarah dikampung2, dan kami bekerja selama 3 tahun dan pada akhir bulan oktober 2001 kami musyawarah untuk membentuk LMA Abun, dan dari tahun itu terbentuklah LMA Abun dan saya di percayakan sebagai Ketua LMA pertama yang hanya menjalankan pimpinan selama 2 tahun kemudian di ganti oleh bapak Marthen Yewen dan bapak Enos Yesnath.

Ada beberapa hal penting yang perlu kita rumuskan secara baik, sebab waktu kami membentuk LMA tujuannya untuk menjaga dan melindungi segala kepemilikian orang abun yang sudah dijaga oleh nenek moyang dimasa lalu melalui kekuatan adat, serta pergaulan manusiannya, tetapi begitu cepat pengaruh perkembangan yang mengganggu tatanan adat orang abun bahkan rumah adatpun di bongkar, di bakar dan dimusnakan.  Mungkin ini yang akan menjadi focus yang perlu saya sampai supaya kita tetap memihara dan mempertahan rumah adat agar terus ada dan bertahan untuk tinggal karena ada banyak hal yang perlu kita jaga sebab kalau kita tidak jaga maka akan tiba waktunya untuk kita akan menyesalinya.
LMA abun bukan sekedar kita bangun tetapi ada alasan untuk kita mendirikan LMA Abun. Ada beberapa hal yang sangat penting dan bermanfaat dalam rumah adat abun yaitu :
System pengorganisasian pendidikan Adat yang tertata rapi dan terstruktur secara sempurna dengan membentuk manusia menjadi manusia yang beradat dan malindungi kerahasiaan alam kepunyaan Tuhan.
Pola kerja dan pengaturan pemberlakukan aturan adat hanya berlaku khusus dalam pelaksaannya dengan menghormati orang lain yang hidup bersama dalam lingkungannya
Melindungi semua mahkluk ciptaan Tuhan sama dalam pergaulan dengan tidak membedakan suku dan ras, tetapi memandang dari sisi kemanusian sebagai ciptaan Tuhan.
Melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai orang adat yang wajib menjaga dan melindungi alam secara utuh baik hutan tanah, air, tumbuhan hewan liar, burung dan segala yang hidup bersama di alam adalah sahabat ciptaan yang wajib untuk di jaga dan dilindingi untu kebutuhan hidup sehari2.
Mendekatkan diri kepada semua mahkluk hidup dengan berpedoman pada aturan adat untuk tidak saling menyakiti tetapi merangkul sebagai sahabat dalam hidup untuk saling memberi tampa dendan dan dengki bahkan iklas memberi tanpa menuntut sesuatu.
Mengola segala kekayaan menurut budaya dan tradisi dengan tidak merusak hutan, tetapi membangun sesuai kebutuhan dengan jaminan bahwa semua akan terjaga dan dikelola secara perlahan sesuai kebutuhan.
Mengambil dari hasil hutan atau hewan lain sebagai sarana untuk membangun ketramppilan seni dalam budaya dengan menggunakan segala kekayaan alam, yaitu hasil olahan kulit kayu yng dibuat menjadi pakaian, daun-daun dirancang menjadi atap rumah, kulit kayu selain pakaian dibuat juga untuk dinding rumah, buahan2an dan hasil hutan disimpan untuk makan, asesoris hewan berupa bulu2 burung dugunakan untuk hiasan kepala atau mahkota, akar kayu dan tali2 diolah menjadi noken dan perhiasan2 serta mengambil batu dari sungai yang direkayasa menjadi music yang dikolaborasikan dengan suara bamboo dijadikan alat music untuk iringan nyanyian2 adat dan di manfaatkan untuk menggali segala kekaaan alam bagi kebutuhan hidup setiap hari tampa ada harus memikirkan beban hidup yang mengganggu kehidupan.

Dari semua yang terungkap diatas mungkin hanya sebagian kecil saja yang terpandang, menurut kacamata budaya, tetapi masih banyak dan masih tersimpan dalam kehidupan adat. untuk itu mari kita sepakat agar supaya terus terjaga dan terpelihara. Dari konsep ini saya sengaja untuk mengajak kita kembali duduk dan berpikir bagaimana supaya satukan konsep kita untuk kita dudukan dan terus bicara agar bagaimana dengan kondisi dan keberadaan adat saat ini, terutama rumah adat yang kita merupakan warisan adat yang saat ini sudah mau punah bahkan kalau tidak terjaga maka akan hilang, untuk itu sebagai orang Abun yang tahu dan mengerti tentang Adat mari kita tinggalkan perbedaan, kita bersatu untuk satukan langkah dan berberpikir secara cerdas untuk bersama menyatuhkan segala pikiran, hati jiwa, dan raga untuk mempertahan dan menjaga warisan dan tradisi budaya dan adat kita sebab sebagian besa r sampai saat ini masih terjaga dan terlindung oleh orang adat. Kewajiban kita adalah ikut menjaga tata karma kehidupan sebagai manusia adat dan ikut bertanggunjawab untuk mengangkat dan menghidupkan kembali budaya, tradisi dan adat yang merupakan identitas dan jati diri kita.

Dengan adanya inisiatif yang terpikir dan dilakukan dilakukan saat ini, perlu mendapat respond dan dukungan dari semua orang Abun, sebab saat ini kita mulai berpikir untuk mengembalikan identitas dan jati diri kita yang dibangun oleh orang adat sejak nenek moyang dimasa lalu. Dan semua yang dilakukan dan diwariskan ini kita jangan memandang dari sisi yang berbeda tetapi kita memandang dari sisi warisan adat untuk menyatuhkan kehidupan suku, bahasa, budaya, dan tata aturan yang berlaku untuk mengatur dan menata kehidupan. Jangan terpengaruh dengan perkembangan sebab itu yang akan merusak persatuan. Adat sudah ada sejak adam dan hawa seperti hidup manusia dalam ciptaan, ketika adat diabaikan maka maka kita akan melupakan apa yang diciptakan Tuhan dalam kehidupan manusia. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja di bumi ini, sebab semua yang terjadi karena kehendak Tuhan untuk kebutuhan manusia.sekarang bagaimana kita menjaga dan memberlakukan sesuai dengan tuntutan hidup manusia.
Apa yang kita gores di hari ini, akan menjadi sejarah kenangan dihari esok, dan apa yang kita piker dan buat dihari ini akan bernilai dan bermanfaat untuk generasi dimasa  mendatang.
Selamat bekerja untuk mempersiapkan musyawarah adat suku abun, semoga sukses untuk mempertahankan identitas dan jati diri bagi warisan turun temurun.

No comments:

Post a Comment