GERAKAN BELAJAR BERSAMA RAKYAT
JUZAC, J. SUNDOY
Gerakan
belajar bersama masyarakat yang digagas oleh Lembaga Menkaisor Abun sebagai salah
satu pendidikan alternatif. Gerakan ini diharapkan mampu menampung interaksi masyarakat
dalam membangun diri, yang diawali melalui proses pendidikan. Gerakan ini merupakan salah
satu Interaksi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan untuk penambahan
pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap baru. Dalam penyelenggaraan pendidikan baik di sekolah,
Pendidikan di luar sekolah atau Pendidikan Non Formal pada gilirannya juga
memainkan peranan penting bagi masyarakat.
Gerakan belajar bersama masyarakat ini merupakan salah
satu Proses pendidikan yang akan dilakaukan dikampung sebagai gerakan membentuk
sikap masyarakat menjadi parameter penting bagi keberhasilan penyelenggaraan
pembangunan di kampung, dan gerakan ini menempatkan masyarakat sebagai bagian
dari awal perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan hasil pendidikan.
Sekarang masyarakat mulai mengerti dan menfaatkan
berbagai peluang, sebab salah satu diantara kegiatan pembangunan adalah upaya pembangunan
pendidikan, belajar bersama masyarakat sebagai interaksi dan peran serta
lembaga menkaisor untuk berkarya bagi kepentingan masa depan masyarakat.
Sekolah di satu sisi menawarkan peran sebagai ‘Pusat
Pengetahuan’, namun keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah dan tidak memberi
keleluasaan bagi untuk membangun akses ‘Pusat Pendidikan’ tanpa batas. Belajar
di Sekolah hanya diperuntukkan untuk mereka yang terdaftar sebagai murid atau
peserta didik. Sedangkan kebutuhan akses peningkatan pengetahuan diperlukan
oleh setiap orang terutama yang tidak lagi sekolah atau putus sekolah. Hal ini
perlu kita pahami bersama sebab di Tanah Papua jumlah angka putus sekolah lebih
besar dan lebih banyak ada di daerah-daerah terpencil atau daerah-Daerah yang
belum tersentuh oleh pembangunan.
Belajar melalui pondok belajar sebagai gerakan
pendidikan non formal yang disesuaikan dengan keterbatasan pemahaman masyarakat.
Kegiatan ini merupakan salah strategi untuk mendorong kebijakan pemerintah terhadap
proses pemberdayaan masyarakat.
Gerakan belajar ini di kordinir langsung oleh
lembagaMenkaisor Abun sebagai wadah yang mencoba mengerakan peningkatan
intelegensia masyarakat menjadi penting dan merupakan program kerja dan mendorong
peranan dalam konteks pembangunan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat dengan
dan ikut serta dalam mendorong program-program yang lebih terarah sebagai bukti
perhatian dari Pemerintah.
Pendidikan
saat ini menjadi perhatian paling utama terutama pemerintah, swasta dan
berbagai kalangan yang bergerak untuk mendorong pendidikan. Lebih khusus di
Tanah Papua pendidikan merupakan program salah satu program prioritas oleh
pemerintah Daerah dengan mengelar berbagai sistem pendidikan yang mendorong
masyarakat untuk terus belajar. Hal ini dilakukan mengingat perkembangan yang
semakin maju dan semakin berkembang.
Belajar dari berbagai perkembangan dan kemajuan yang
saat ini begitu cepat, trampil dan cerdas. Perkembangan yang semakin berubah
dan terus terjadi menimbulkan berbagai pertanyaan dan kekawatiran. Menyaingi suatu
perkembagan adalah proses yang sulit, namun terus belajar untuk mencoba.
Ada beberapa
contoh atau beberapa pengalaman yang terjadi pada masa lalu dimana pemerintah menggagas
pola belajar yang sederhana dan dilakukan dengan mengunakan berbagai cara yang berbeda.
Pada umumnya sering dikenal oleh masyarakat adalah pendidikan alternatif. Pendidikan alternatif memiliki berbagai persamaan,
yaitu: pendekatan yang bersifat individual, dan selalu memberi perhatian kepada
masyarakat, orang tua/keluarga, yang sementara dikembangkan oleh pemerintah
berdasarkan minat dan pengalaman.
Ada beberapa pengalaman yang bisa menjadi contoh,
seperti mengikuti jejak pendidikan masa lalu dimana sistem pendidikan
alternatif yang saat itu berkembang di
berbagai kalangan seperti, pendidikan alternatif yang dikategorikan dalam empat
bentuk pengorganisasian, yaitu:
Sekolah
Publik Pilihan; adalah lembaga pendidikan dengan biaya negara (dalam pengertian
sehari-hari disebut sekolah negeri ).
Sekolah/Lembaga Pendidikan Publik untuk Siswa
Bermasalah; pengertian “siswa bermasalah” di sini meliputi mereka yang tinggal
kelas karena lambat belajar, nakal atau mengganggu lingkungan (termasuk lembaga
permasyarakatan anak), korban penyalahgunaan narkoba, korban trauma dalam
keluarga karena perceraian orang tua, ekonomi, etnis/budaya (termasuk bagi anak
suku terasing dan anak jalanan dan gelandangan), putus sekolah karena berbagai
sebab, belum pernah mengikuti program sebelumnya. Namun tidak termasuk di
dalamnya sekolah luar biasa yang dibangun untuk penyandang kelainan fisik
dan/atau kelainan mental seperti tunarungu, tuna netra, tuna daksa, dsb.
Sekolah/Lembaga Pendidikan Swasta; mempunyai
jenis, bentuk dan program yang sangat beragam, termasuk di dalamnya program
pendidikan bercirikan agama seperti pesantren & sekolah Minggu; lembaga pendidikan
bercirikan keterampilan, fungsional seperti kursus atau magang; lembaga
pendidikan dengan program perawatan atau pendidikan usia dini seperti penitipan
anak, kelompok bermain dan taman kanak-kanak.
Pendidikan di Rumah (Home Schooling); termasuk
dalam kategori ini adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh keluarga sendiri
terhadap anggota keluarganya yang masih dalam usia sekolah. Pendidikan ini
diselenggarakan sendiri oleh orangtua/keluarga dengan berbagai pertimbangan,
seperti: menjaga anak-anak dari kontaminasi aliran atau falsafah hidup yang
bertentangan dengan tradisi keluarga (misalnya pendidikan yang diberikan
keluarga yang menganut fundalisme agama atau kepercayaan tertentu);
Dari beberapa contoh pendidikan dapat memberi motivasi
kepada kita bahwa pendidikan saat ini membutuhkan pengorbanan dan dukungan serta
kerja sama dari semua pihak untuk
mendorong dan memberi mitivasi serta pengertian bahwa pendidikan bukan milik
anak didik di sekolah tetapi pendidikan adalah untuk semua orang yang mau
belajar, sebab sekolah adalah suatu proses belajar yang dilakukan oleh
organisasi penddidikan sedangkan belajar adalah untuk semua orang yang mau
belajar. Semakin banyak belajar semakin banyak mengetahui dan menambah wawasan
dan pola berpikir yang berkembang, sekalipun belajar itu sedikit, terbatas dan
membosankan namun hasil dari balajar menambah pengetahuan yang akan berkembang
sesuai sesuai kemampuan.
Kesadaran terhadap masalah pendidikan adalah
tanggungjawab bersama sebab prediksi yang terjadi saat ini adalah di tanah papua miskin sumber daya manusia,
tertinggal dari berbagai pembangunan, kurang berbagai sarana, masalah kesehatan
dan lain sebagainya. Semua yang terjadi saat ini terletak pada pendidikan.
M,emang benar papua sangat tertinggal oleh
karena masalah pendidikan, sehingga secara spontan masalah pendidikan adalah
tanggung bersama baik pemerintah, swasta, kalangan gereja, aktivis LSM,
masyarakat Adat dan berbagai kalngan lainnya harus merasa bertanggungjawab,
sebab pendididkan jangan di bebankan kepada sekolah atau kita mempersalah
tenaga pengajar, sebenarnya kesalahan ada pada kita semua maka janagan kita
saling mernuduh siapa salah tetapi mari kita sama-sama bertangungjawab sebab
pendidikanlah yang merupakan ukuran dalam menetukan segala perubahan.
Kami dari kalangan pemuda,pelajar, intelektual, para
cewndekiawan dan seluruh masyarakat merasa bertanggungjawab atas masalah
pendidikan di daerah Tambrauw. Kami tidak mengabaikan sekolah-sekolah yang saat
ini berjalan sebab kami harus membantu memberikan dorongan kepada rakyat melalui
beberapa Alternatif yang bisa membantu memberi pembelajaran kepada masyarakat.
Salah satu alternatif yang saat ini kami dorong adalah “GERAKAN BELAJAR BERSAMA RAKYAT DI
KAMPUNG”. Gerakan ini menjadi motivasi awal bagi kami untuk mencoba
mengerakan rakyat dan saat ini kami mencoba di empat (4) kampung di pesisir
pantai Utara Kabupaten Tambrauw, yaitu kampung Warmandi, Saubeba, Wau dan
Weyaf. Dalam gerakan belajar bersama rakyat ini kami memulai dengan sistem
belajar bersama atau sering di istilahkan “pondok belajar untuk rakyat”.
Pondok belajar ini di gagas bersama masyarakat dengan melalui lembaga lokal
yang di beri nama “MENKAISOR ABUN” lembaga ini bekerjasama dengan masyarakat
untuk membangun pondok belajar yang didirikan di sebuah rumah tinggal
masyarakat yang kemudian diserahkan secara suka rela untuk di gunakan sebagai
tempat belajar bagi rakyat di kampung.
Kegiatan ini untuk sementara belum berjalan dan masih
dalam tahap Proses yang direncanakan melalui beberapa rencana kerja yaitu
1.
Membentuk dan mendirikan pondok belajar di kampung
2.
Menyurati berbagai pihak sebagai aksi mengumpulkan buku-buku
3.
Menyurati lembaga pendidikan sebagai mitra
4.
Menyurati pemerintah setempat sebagai pemberitahuan
5.
Menyampaikan kepada publik untuk meminta dukungan dan
partisipasi
Kenapa kami cenderung menyebut pondok belajar, sebab
pondok belajar, sebenarnya harus di namakan perpustakaan kampung, namun kami
lebih menyederhanakan istilah ini bagi masyarakat, sebab pemahaman masyarakat
bahwa perpustakaan adalah milik anak pelajar atau anak didik di sekolah
sehingga kami menyebut pondok belajar rakyat, karena tempat ini akan di jadikan
tempat belajar untuk semua masyarakat, sebab di pondok inilah masyarakat akan
belajar sama-sama, karena kita belajar dari kita untuk kita.
Kegiatan ini merupakan gerakan awal. Dan saat ini kami
fokus mengumpulkan buku-buku sdari berbagai
pengetahuan. Dan sasaran kami adalah membuka peluang baca bagi
masyarakat, sebab selama ini masyarakat kurang bahkan sama sekali tidak membaca
dan mereka bisa baca saat-saat tertentu seperti hari minggu di Gereja sedangkan
hari lainya tidak sama sekali, dari analisis kami sebenar masyarakat punya niat
baca tetapi tidak mau di gerakan. Membaca juga merupakan salah satu media
informasi sebab orang banyak membaca banyak mengetahui. Banyak masyarakat tidak
bisa mengerti perkembangan karena tidak pernah mengikutinya maka mereka
ketinggalan soal informasi. Menurut hasil pengamatan bahwa masyarakat lambat dalam
hal berpikir juga di akibatkan oleh kurangnya ruang baca bagi masyarakat, (jika
sehari masyarakat bisa membaca satu halaman buku dikalikan dalam satu tahun berapa
jumlah waktu belajar yang dimiliki oleh masyarakat. Hal ini akan berpengaruh
pada perkembangan dan perubahan, sebab proses belajar dan membaca akan menjadi
motivasi untuk mendorong masyarakat untuk aktif dalam melakukan berrbagai
kegiatan. Harapan bahwa jika dilakukan maka tahun-tahun berikutnya masyarakat akan lebih
giat untuk membaca maka dengan sendiri perubahan itu terjadi .
Adapun Harapan dari kami bahwa, jika gerakan belajar
bersama rakyat ini terus dilakukan maka akan menjadi perhatian bagi semua pihak
untuk mendorongnya di daerah-daerah lain, sebab kemiskinan dan keterbelakangan
tidak akan menjadi bumerang tetapi ssemakin menekan dengan tekat dan semangat yang
terus di gerakan dan di dorong, maka untuk melakaukan perubahan akan terus
terjadi, maka kemiskinan dan keterbelakangan akan teratasi dan dimulai dari
sekarang melalui suatu kebersamaan yang bertangungjawab.
Kenapa
daerah lain bisa kita tidak bisa, kenapa daerah lain bisa maju kenapa kita
tidak bisa maju, kenapa orang lain bisa cerdas kenapa kita tidak bisa cerdas.
Maju bersama
merai cita-cita, memulai dari diri kita sendiri, jangan menunggu sebab matahari
tidak pernah berhenti berjalan, perubahan waktu siang dan malan terus berganti,
begitu pula manusia terus berjuang dari waktu ke waktu mengikuti jejak matahar
siang malam. ...........................,
Menabur sekarang, menuai kemudian,...................................
Berkarya
untuk rakyat
JUZAC,JS
Menkaisor Abun.
No comments:
Post a Comment