Sunday, July 8, 2018

GERAKAN BELAJAR BERSAMA RAKYAT

GERAKAN BELAJAR BERSAMA RAKYAT
JUZAC, J. SUNDOY
Gerakan belajar bersama masyarakat yang digagas oleh Lembaga Menkaisor Abun sebagai salah satu pendidikan alternatif. Gerakan ini diharapkan mampu menampung interaksi masyarakat dalam membangun diri, yang diawali melalui  proses pendidikan. Gerakan ini merupakan salah satu Interaksi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan untuk penambahan pengetahuan, keterampilan dan pembentukan sikap baru. Dalam  penyelenggaraan pendidikan baik di sekolah, Pendidikan di luar sekolah atau Pendidikan Non Formal pada gilirannya juga memainkan peranan penting bagi masyarakat.
Gerakan belajar bersama masyarakat ini merupakan salah satu Proses pendidikan yang akan dilakaukan dikampung sebagai gerakan membentuk sikap masyarakat menjadi parameter penting bagi keberhasilan penyelenggaraan pembangunan di kampung, dan gerakan ini menempatkan masyarakat sebagai bagian dari awal perencanaan, pelaksanaan dan pemeliharaan hasil pendidikan.
Sekarang masyarakat mulai mengerti dan menfaatkan berbagai peluang, sebab salah satu diantara kegiatan pembangunan adalah upaya pembangunan pendidikan, belajar bersama masyarakat sebagai interaksi dan peran serta lembaga menkaisor untuk berkarya bagi kepentingan masa depan masyarakat.
Sekolah di satu sisi menawarkan peran sebagai ‘Pusat Pengetahuan’, namun keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah dan tidak memberi keleluasaan bagi untuk membangun akses ‘Pusat Pendidikan’ tanpa batas. Belajar di Sekolah hanya diperuntukkan untuk mereka yang terdaftar sebagai murid atau peserta didik. Sedangkan kebutuhan akses peningkatan pengetahuan diperlukan oleh setiap orang terutama yang tidak lagi sekolah atau putus sekolah. Hal ini perlu kita pahami bersama sebab di Tanah Papua jumlah angka putus sekolah lebih besar dan lebih banyak ada di daerah-daerah terpencil atau daerah-Daerah yang belum tersentuh oleh pembangunan.
Belajar melalui pondok belajar sebagai gerakan pendidikan non formal yang disesuaikan dengan keterbatasan pemahaman masyarakat. Kegiatan ini merupakan salah strategi untuk mendorong kebijakan pemerintah terhadap proses pemberdayaan masyarakat.
Gerakan belajar ini di kordinir langsung oleh lembagaMenkaisor Abun sebagai wadah yang mencoba mengerakan peningkatan intelegensia masyarakat menjadi penting dan merupakan program kerja dan mendorong peranan dalam konteks pembangunan pendidikan dan pemberdayaan masyarakat dengan dan ikut serta dalam mendorong program-program yang lebih terarah sebagai bukti perhatian dari Pemerintah.
Pendidikan saat ini menjadi perhatian paling utama terutama pemerintah, swasta dan berbagai kalangan yang bergerak untuk mendorong pendidikan. Lebih khusus di Tanah Papua pendidikan merupakan program salah satu program prioritas oleh pemerintah Daerah dengan mengelar berbagai sistem pendidikan yang mendorong masyarakat untuk terus belajar. Hal ini dilakukan mengingat perkembangan yang semakin maju dan semakin berkembang.
 Belajar dari berbagai perkembangan dan kemajuan yang saat ini begitu cepat, trampil dan cerdas. Perkembangan yang semakin berubah dan terus terjadi menimbulkan berbagai pertanyaan dan kekawatiran. Menyaingi suatu perkembagan adalah proses yang sulit, namun terus belajar untuk mencoba.
 Ada beberapa contoh atau beberapa pengalaman yang terjadi pada masa lalu dimana pemerintah menggagas pola belajar yang sederhana dan dilakukan dengan mengunakan berbagai cara yang berbeda. Pada umumnya sering dikenal oleh masyarakat adalah pendidikan alternatif.  Pendidikan alternatif memiliki berbagai persamaan, yaitu: pendekatan yang bersifat individual, dan selalu memberi perhatian kepada masyarakat, orang tua/keluarga, yang sementara dikembangkan oleh pemerintah berdasarkan minat dan pengalaman.
Ada beberapa pengalaman yang bisa menjadi contoh, seperti mengikuti jejak pendidikan masa lalu dimana sistem pendidikan alternatif yang saat itu  berkembang di berbagai kalangan seperti, pendidikan alternatif yang dikategorikan dalam empat bentuk pengorganisasian, yaitu:
Sekolah Publik Pilihan; adalah lembaga pendidikan dengan biaya negara (dalam pengertian sehari-hari disebut sekolah negeri ).
Sekolah/Lembaga Pendidikan Publik untuk Siswa Bermasalah; pengertian “siswa bermasalah” di sini meliputi mereka yang tinggal kelas karena lambat belajar, nakal atau mengganggu lingkungan (termasuk lembaga permasyarakatan anak), korban penyalahgunaan narkoba, korban trauma dalam keluarga karena perceraian orang tua, ekonomi, etnis/budaya (termasuk bagi anak suku terasing dan anak jalanan dan gelandangan), putus sekolah karena berbagai sebab, belum pernah mengikuti program sebelumnya. Namun tidak termasuk di dalamnya sekolah luar biasa yang dibangun untuk penyandang kelainan fisik dan/atau kelainan mental seperti tunarungu, tuna netra, tuna daksa, dsb.
Sekolah/Lembaga Pendidikan Swasta; mempunyai jenis, bentuk dan program yang sangat beragam, termasuk di dalamnya program pendidikan bercirikan agama seperti pesantren & sekolah Minggu; lembaga pendidikan bercirikan keterampilan, fungsional seperti kursus atau magang; lembaga pendidikan dengan program perawatan atau pendidikan usia dini seperti penitipan anak, kelompok bermain dan taman kanak-kanak.
Pendidikan di Rumah (Home Schooling); termasuk dalam kategori ini adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh keluarga sendiri terhadap anggota keluarganya yang masih dalam usia sekolah. Pendidikan ini diselenggarakan sendiri oleh orangtua/keluarga dengan berbagai pertimbangan, seperti: menjaga anak-anak dari kontaminasi aliran atau falsafah hidup yang bertentangan dengan tradisi keluarga (misalnya pendidikan yang diberikan keluarga yang menganut fundalisme agama atau kepercayaan tertentu);
Dari beberapa contoh pendidikan dapat memberi motivasi kepada kita bahwa pendidikan saat ini membutuhkan pengorbanan dan dukungan serta kerja sama dari semua  pihak untuk mendorong dan memberi mitivasi serta pengertian bahwa pendidikan bukan milik anak didik di sekolah tetapi pendidikan adalah untuk semua orang yang mau belajar, sebab sekolah adalah suatu proses belajar yang dilakukan oleh organisasi penddidikan sedangkan belajar adalah untuk semua orang yang mau belajar. Semakin banyak belajar semakin banyak mengetahui dan menambah wawasan dan pola berpikir yang berkembang, sekalipun belajar itu sedikit, terbatas dan membosankan namun hasil dari balajar menambah pengetahuan yang akan berkembang sesuai sesuai kemampuan.

Kesadaran terhadap masalah pendidikan adalah tanggungjawab bersama sebab prediksi yang terjadi saat ini adalah  di tanah papua miskin sumber daya manusia, tertinggal dari berbagai pembangunan, kurang berbagai sarana, masalah kesehatan dan lain sebagainya. Semua yang terjadi saat ini terletak pada pendidikan. M,emang benar papua  sangat tertinggal oleh karena masalah pendidikan, sehingga secara spontan masalah pendidikan adalah tanggung bersama baik pemerintah, swasta, kalangan gereja, aktivis LSM, masyarakat Adat dan berbagai kalngan lainnya harus merasa bertanggungjawab, sebab pendididkan jangan di bebankan kepada sekolah atau kita mempersalah tenaga pengajar, sebenarnya kesalahan ada pada kita semua maka janagan kita saling mernuduh siapa salah tetapi mari kita sama-sama bertangungjawab sebab pendidikanlah yang merupakan ukuran dalam menetukan segala perubahan.
Kami dari kalangan pemuda,pelajar, intelektual, para cewndekiawan dan seluruh masyarakat merasa bertanggungjawab atas masalah pendidikan di daerah Tambrauw. Kami tidak mengabaikan sekolah-sekolah yang saat ini berjalan sebab kami harus membantu memberikan dorongan kepada rakyat melalui beberapa Alternatif yang bisa membantu memberi pembelajaran kepada masyarakat. Salah satu alternatif yang saat ini kami dorong adalah “GERAKAN BELAJAR BERSAMA RAKYAT DI KAMPUNG”. Gerakan ini menjadi motivasi awal bagi kami untuk mencoba mengerakan rakyat dan saat ini kami mencoba di empat (4) kampung di pesisir pantai Utara Kabupaten Tambrauw, yaitu kampung Warmandi, Saubeba, Wau dan Weyaf. Dalam gerakan belajar bersama rakyat ini kami memulai dengan sistem belajar bersama atau sering di istilahkan “pondok belajar untuk rakyat”. Pondok belajar ini di gagas bersama masyarakat dengan melalui lembaga lokal yang di beri nama “MENKAISOR ABUN” lembaga ini bekerjasama dengan masyarakat untuk membangun pondok belajar yang didirikan di sebuah rumah tinggal masyarakat yang kemudian diserahkan secara suka rela untuk di gunakan sebagai tempat belajar bagi rakyat di kampung.
Kegiatan ini untuk sementara belum berjalan dan masih dalam tahap Proses yang direncanakan melalui beberapa rencana kerja yaitu
1.      Membentuk dan mendirikan pondok belajar di kampung
2.      Menyurati berbagai pihak sebagai aksi  mengumpulkan buku-buku
3.      Menyurati lembaga pendidikan sebagai mitra   
4.      Menyurati pemerintah setempat sebagai pemberitahuan
5.      Menyampaikan kepada publik untuk meminta dukungan dan partisipasi

Kenapa kami cenderung menyebut pondok belajar, sebab pondok belajar, sebenarnya harus di namakan perpustakaan kampung, namun kami lebih menyederhanakan istilah ini bagi masyarakat, sebab pemahaman masyarakat bahwa perpustakaan adalah milik anak pelajar atau anak didik di sekolah sehingga kami menyebut pondok belajar rakyat, karena tempat ini akan di jadikan tempat belajar untuk semua masyarakat, sebab di pondok inilah masyarakat akan belajar sama-sama, karena kita belajar dari kita untuk kita.
Kegiatan ini merupakan gerakan awal. Dan saat ini kami fokus mengumpulkan buku-buku sdari berbagai  pengetahuan. Dan sasaran kami adalah membuka peluang baca bagi masyarakat, sebab selama ini masyarakat kurang bahkan sama sekali tidak membaca dan mereka bisa baca saat-saat tertentu seperti hari minggu di Gereja sedangkan hari lainya tidak sama sekali, dari analisis kami sebenar masyarakat punya niat baca tetapi tidak mau di gerakan. Membaca juga merupakan salah satu media informasi sebab orang banyak membaca banyak mengetahui. Banyak masyarakat tidak bisa mengerti perkembangan karena tidak pernah mengikutinya maka mereka ketinggalan soal  informasi. Menurut  hasil pengamatan bahwa masyarakat lambat dalam hal berpikir juga di akibatkan oleh kurangnya ruang baca bagi masyarakat, (jika sehari masyarakat bisa membaca satu halaman buku dikalikan dalam satu tahun berapa jumlah waktu belajar yang dimiliki oleh masyarakat. Hal ini akan berpengaruh pada perkembangan dan perubahan, sebab proses belajar dan membaca akan menjadi motivasi untuk mendorong masyarakat untuk aktif dalam melakukan berrbagai kegiatan. Harapan bahwa jika dilakukan maka  tahun-tahun berikutnya masyarakat akan lebih giat untuk membaca maka dengan sendiri perubahan itu terjadi .
Adapun Harapan dari kami bahwa, jika gerakan belajar bersama rakyat ini terus dilakukan maka akan menjadi perhatian bagi semua pihak untuk mendorongnya di daerah-daerah lain, sebab kemiskinan dan keterbelakangan tidak akan menjadi bumerang tetapi ssemakin menekan dengan tekat dan semangat yang terus di gerakan dan di dorong, maka untuk melakaukan perubahan akan terus terjadi, maka kemiskinan dan keterbelakangan akan teratasi dan dimulai dari sekarang melalui suatu kebersamaan yang bertangungjawab.
Kenapa daerah lain bisa kita tidak bisa, kenapa daerah lain bisa maju kenapa kita tidak bisa maju, kenapa orang lain bisa cerdas kenapa kita tidak bisa cerdas.
Maju bersama merai cita-cita, memulai dari diri kita sendiri, jangan menunggu sebab matahari tidak pernah berhenti berjalan, perubahan waktu siang dan malan terus berganti, begitu pula manusia terus berjuang dari waktu ke waktu mengikuti jejak matahar siang malam.    ..........................., Menabur sekarang, menuai kemudian,...................................
Berkarya untuk rakyat

JUZAC,JS
Menkaisor Abun.

No comments:

Post a Comment