Sunday, July 8, 2018

SAMA TAPI BEDA Jogja Di Jawa Tengah dan jogja di Tambrauw papua barat


SAMA TAPI BEDA
Jogja Di Jawa Tengah dan jogja di Tambrauw papua barat

Jogja dijawa tengah sebagai kota yang unik dalam budaya dan sejarah serta memiliki keistimewaan khusus, menyimpan kekayaan budaya dan sejarah kesultanan dan menjadi kota yang menarik dan dikenal oleh dunia tetapi berbeda dengan jogja yang ada di Tambrauw Papua Barat, sebuah batu berbentuk rumah yang disebut dalam bahasa Abun Jogja artinya Batu Rumah juga memiliki keistimewaan khusus menjadi tepat khusus bagi penyu belimbing yang selalu datang bertelur dan menetaskan penyu baru bagi dunia
Description: C:\Users\User\Pictures\foto baturumah survey 1\_DSC0371.JPG
Perbedaan ini yang mmbuat saya merasa perlu untuk menulis. Semoga bisa menjadi inspirasi baru bagi semua kalangan.


JOGJA DALAM SITUASI YANG BERBEDA
Saya pertama kali ke Jogja pada tahun 2016, waktu itu saya ikut bersama rombongan studi banding dari dinas sosial kabupaten Tambrauw, dan banyak hal yang saya temui di Jogja yang selama ini di sebut sebagai Daerah Istimewa.
Dua tahun kemudian saya datang lagi yaitu ditahun ini pada bulan Mei, saya ikut bersama rombongan Bintek dari distrik Sausapor dalam rangka mendorong kepala kampung dan aparat untuk belajar di STPMD mencari pola pengembangan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan potensi kampung.
Dari beberapa kegiatan ini membawa saya sedikitnya ingin tahu tentang jokja yang begitu unik dalam pandangan, karena jogja di bangun berdasarkan kearifan budaya yang sulit dimengerti.
Dari sinilah saya terispirasi dengan sebuah batu besar yng bertuk Rumah yang berkedudukan di pesisir utara kabupaten tambrauw, dalam sejara budaya orang Tambrauw batu ini memiliki mitos yang unik dan dalam bahasa Abun batu ini di sebut Jogja yang artinya batu rumah.

Saya sengaja menulis istilahini  “beda tapi sama”, karena jogja di jawa tengah adalah kota yang istimewa dan sangat maju dalam perkembangan juga dipadati oleh berbagai manusia dari belahan dunia yang datang berkunjung dan berwisata, karena daerah menyimpan banyak sejarah dan budaya yang begitu inik.
Sedangkan batu rumah yang dalam bahasa Abun di sebut Jogja yang artinya batu rumah. Batu ini menyimpan banyak sejarah di tambrauw dan memiliki mitos cerita rakyat yang unik dan nyata.

Dari kesamaan yang berbeda dari kacamata budaya, unik dan menarik jika ketahui bagaimana sebenarnya cerita dari batu rumah yang disebut Jogja dalam bahasa lokal papua menjadi mitos dalam sejarah peradaban di Tambrauw masalalu, dan menjadi shabat bagi seekor penyu raksasa yang disebut penyu pelimbing. (ikuti ceritanya) :





MITOS BATU RUMAH (JOGJA)
MENJADI SAHABAT SEJATI BERSAMA PENYU BELIMBING
DI TAMAN PESISIR JEEN WOMOM PANTAI UTARA
KABUPATEN TAMBRAUW
Oleh : Juzack.JOH. Sundoy, SH

Sejak dahulu kala di belahan dunia banyak terjadi peristiwa-peristiwa yang merupakan cerita dongen atau cerita takyat yang dianggap bernyawa, dengan meninggalkan banyak bukti sejarah salah satunya ada di pedalaman Tambrauw yaitu Frabinuh atau Jokja. Cerita rakyat ini sekarang menjadi batu yang berbentuk rumah dan berkedudukan di pantai jamusba medi dengan meninggalkan berbagai kesan yang dianggap terbukti dan abadi hingga sekarang.

Pada mulanya..............................................................
Batu yang menyerupai Rumah ini memiliki Cerita asal usul kesukuan masyarakat pribumi suku Abun pada zaman dahulu kala (zaman primitif), maka sekarang disebut sebagai batu rumah.  Batu ini awalnya bernyawa dan memiliki jiwa seperti manusia sehingga bisa bergerak dari tempat yang ke tempat yang lain dan di anggap sebagai pewaris dari nenek moyang sehingga disebut dengan nama  atau istilah lokalnya dalam bahasa daerah yaitu, (Jokja, bahasa Abun), (Frabinuh, bahasa Karon Gunung).
Batu rumah (Jokja) tinggal bersama kakak kandungnya yang bernama Waisikek di sungai Aswok/Ajer diatas gunung Tokir Kampung Rufmot/Wewetmuk Distrik Miyah Kabupaten Tambrauw Papua Barat.
Suatu ketika terjadi pertengkaran batu rumah (Jokja) dan kakaknya Waisikek masalah  tali perut tikus tanah. Masalah ini menyebabkan kakaknya waisirek marah dan mengatakan kepada Jokja (Batu Rumah) bahwa hari ini juga engkau harus pergi dari tempat  ini (Sungai Aswok/Ajer atau Waisirek  mengusir adiknya Jokja (batu rumah), waisirek mengatakan Jokja engkau pergi dari tempat ini pergi ke pantai tinggal bersama perempuan yesa sebab dia akan membuka tikar merah milik di pantai jamusba medi dan engkau tidur di  sana, kamu tidak boleh tinggal dekat gunung tokir atau gunung totu tetapi langsung sampai ke pantai, sebab jika kamu tinggal di situ maka saya akan masih melihat kamu. Lebih baik kamu pergi dan jalan terus sampai ke pantai supaya bisa tinggal di atas tikar merah perempauan orang yesa.
Kemudian batu rumah langsung pergi bersama anak perempuannya keluar dari gunung tokir kemudian menyeberang kali soon dan menaiki gunung totu kemudian turun ke kali sunggwat dan bertemu dengan gunung batu kenari (jokmon), gunung ini sebagai perbatasan antara kali sunggwat dan kali kwoor. Jokja (batu rumah) pergi dengan membawa beberapa bekal yang merupakan perlengkapan seperti buah merah, daun gatal, tongkat, sagu, daun lebar, batu gosok, empat ekor anjing, dan anak panah.
Sepanjang perjalan Jokja istirahat di beberapa tempat dan setiap tempat istirahat meninggakan bekal yang dibawa sebagai tanda. Jokja berjalan sampai di sungai syunggwat  meninggalkan daun gatal,  dan  merelakan anak perempuannya kawin dengan jokjar (batu  berurat). Kemudian Jokja berjalan mengikuti kali kwoor menuju pantai, dan sampai di pertengahan kali kwoor dekat gunung Tubouw menancapkan tongkat diatas gunung tubouw dan meninggal sagu, setelah itu berjalan mengikuti pinggiran gunung tubouw dan menemukan sungai syukjo (kali Wajarik) dan mengikuti pingnggiran sungai kemudian menemukan sungai syunggas dan berjalan menyusuri sampai ke kepala air syunggas dan naik keatas gunung tosem (Gaibo) kemudian  memandang ke pantai disana Jokja melihat suasana lautan yang luas, bersih dan rata, tiba-tiba terdengar anjingnya menggonggong seekor lao-lao, Jokja kembali dan mengejar mengikuti anjingnya sampai ke kepala air sungai syunggak ternyata kehilangan arah lalu Jokja kembali mengikuti pingiran sungai syunggak namun belum menemukan pantai sehingga kembali lagi mengikuti pinggiran sungai syunggak sampai di pertengahan dan naik mengikuti gunung joko, di sana ia melihat ke pantai ternyata menemukan lautan disitu dia meninggalkan batu gosok, kemudian mengikuti pinggiran sungai syunjouw sampai ke muara syunjouw dan menemukan pantai. Pada saat sampai di pantai ternyata air laut masih air pasang (air penuh) sehingga ia menunggu dan memandang kembali ke gunung tidak lama kemudian  air laut sudat surut (air meti) dan disitulah batu rumah menganggap bahwa tempat inilah yang di maksudkan oleh kakaknya waisirek  bahwa inilah tikar merah perempuan yesa yang di janjikan oleh kakaknya waisikek kemudian batu rumah berjalan ke laut tempat kering dan duduk disitu sesuai janji kakanya waisikek dan menetap hingga sekarang.
Setelah menetap di pantai pada malam hari datang seekor penyu yang mau bertelur dan dilihat oleh batu rumah ternyata mahkluk ini belum pernah di lihat dan bentuknya sungguh mengherankan dan pada saat penyu bertelur batu rumah mengitu proses itu hingga selesai dan penyu itu pergi kemudian batu rumah menjaga telur itu hingga menetas dan penyu kembali kelaut. Datang musim berikikutnya batu rumah melihat penyu itu datang lagi dan batu rumah menjelaskan kepada penyu bahwa engkau adalah dewa laut dan aku akan bersahabat dengan engkau dan semua telur yang engkau tinggalkan di tempat ini akan ku jaga sampai menetas. Dan disinilah jalinan persahabat antara batu rumah dan penyu belimbing sehingga tempat itu menjadi pilihan peneluran penyu yang terjalin hingga saat ini.
Persahabat mitos ini terus terjalin dan akrap sekali, namun suatu ketika penyu itu datang bertelur dan telurnya di makan oleh anjing piaraan batu rumah maka penyu belimbing  marah dan tidak kembali ke pantai jamusba medi dan pergi bertelur di warmon akhirnya batu rumah merasa kehilangan sahabat yang dianggap dewa itu, akhirnya batu rumah meminta pertolongan kepada kakaknya dengan menyuruh anjing-anjingnya untuk bertemu kakanya meminta pertolongan, maka kakaknya melakukan pemanggilan yang di lakukan secara adat dengan dansa srar selama satu malam dengan ungkapan nyanyian alam kemudian menyuruh anjing-anjingnya kembali menyampaikan kepada batu rumah untuk memanggil penyu dengan cara menyeka daun kelapa di atas kulit air sambil menyanyi nyayian alam sambil memanggil penyu. Setelah menjelang hari mulai malam tiba-tiba penyu belimbing kembali mendarat kedarat untuk bertelur dan melalui kesempatan itu batu rumah meminta maaf kepada penyu dan berjanji tidak akan menyakiti penyu dengan komitmen bahwa batu rumah akan menjadi panjaga kawasan dan tempat peneluran penyu. Dari peristiwa ini batu rumah terus menetap di pantai jamusba medi sebagai penjaga penyu mulai dari peneluran sampai pada penetasannya dan menjaga selama penyu mulai menjadi bayi dan melepaskannya untuk hidup mengarungi lautan. Komitmen ini di kemudian diterima oleh penyu dan mereka bersahabat dan saling melindungi dan batu rumah terus menjadi penjaga sarang, telur dan tukiknya  penyu belimbing seumur hidup, dan rumah menetap hingga sekarang duduk diatas air laut tempat peneluran penyu belimbing dan 4 jenis penyu lainnya.

KEARIFAN LOKAL UNTUK MENYELAMATKAN PENYU BELIMBING YANG TERANCAM PUNAH


KEARIFAN LOKAL
UNTUK MENYELAMATKAN PENYU BELIMBING
YANG TERANCAM PUNAH

Mengawali dengan kearifan local masyarakat adat suku Abun di wilayah pesisir utara kabupaten Tambrauw.
Gerakan ini di awali pada tahun 1998, melalui sebuah tulisan skripsi dengan Judul “ Peran Adat Dalam Pelestarian Penyu”.
Setelah menyelesaikan pendidikan tahun 2000 di Uncen Jayapura, saya merasa terpanggil untuk harus rela pulang kampong bekerja bersama masyarakat untuk mengembalikan kearifan local untuk menyelamatkan satwa tersisa ini.
Sungguh mulia Karya Tuhan bagi Negeri Kami, kalimat ini patut kita ucapkan karena tanpa campur tangan Tuhan tidak ada sesuatu yang akan terjadi di bumi.
Karya ciptaan Tuhan yang menempatkan tempat pesisir pantai Jen Womo sebagai tempat yang layak untuk peneluran dan kelahiran bayi seekor bayi (tukik) Penyu belimbing.
Siapapun manusia di bumi ini tidak akan mampu membuat komitmen untuk menjaga, memelihara dan melindung penyu bellimbing dari kepunahan. Terutama kawasan tempat dimana penyu belimbing beraktifitas.
Semua ini dikembalikan kepada kita untuk mrenungkan betapa pentingnya semua mahkluk ciptaan Tuhan kita nyatakan adalah penting, maka semua ini akan mendatangkan segala kebaikan dan keharmonisan kebersamaan hidup yang aman nyaman terus menghiasi bumi yang tersisa dan Tua ini.
Pasti penasaran kalau melihat gambarnya dan membanyangkan satwa satu ini dan mengapa di sebut penyu belimbing? Kalau dilihat dari bagian atas punggunya, yaitu cangkang tubuhnya yang hapir sama bentuknya dengan buah belimbing yang terlintas dibagian punggungnya yaitu ada berupa garis-garis menonjol yang tidak rata dan kulitnya agak tebal hitam berbintik putih, tubunya besar dan badanya keras, diliputi kulit kuat dari zat tanduk yang disebut karapas..  penyu ini tidak bersisik, dan garis-garis itu ada lima sampai tujuh garis tebal yang memanjang dari leher sampai ekor . Panjang karapas mencapai 2,5 m dengan berat mencapai 1500 Kg, umurnya dapat mencapai 200 tahun lebih.

Di mancanegara, penyu yang dilindungi ini tenar dengan sebutan leatherback turtles. Sedangkan dalam dunia sains ia disebut Dermochelys coricea. Nama famili dermochelys berasal dari bahasa Yunani yaitu derma berarti kulit dan chelys artinya penyu. Nama spesies coricea juga merujuk pada bahasa Yunani, corium berarti kulit lembu (puailiggoubat.com, 2010).
Ketika saatnya untuk berelur, maka seekor penyu betina akan merangkak dan naik ke pantai untuk bertelur, biasanya hingga empat kali sepanjang satu musim bertelur. Sedangkan Sekali bertelur, satu penyu rata-rata menghasilkan 40-50 telur.

Untuk melindungi dari predator, ia mengubur telurnya. Ketika mengubur telurnya, sirip depannya mengais-ngais pasir dan mengarahkan ke bagian belakang, membuat gundukan kecil diatas lobang, sedangkan bagian sirip kakinya nampak melakukan gerakan-gerakan memadatkan tanah. Penyu betina pada umumnya untuk usia bertelur jika mereka sudah mencapai umur 10 tahun. Sayangnya, dari puluhan telur yang dihasilkan, hanya ada satu tukik (bayi penyu) yang mampu bertahan hingga dewasa (10 tahun)(WWF,2010). Musim kawin penyu ini berlangsung dari bulan Juni sampai Agustus. Penyu ini menggali pasir kira-kira 50 cm dalamnya dengan diameter 50 cm. Kemudian mereka bertelur dalam lubang dan menimbunnya kembali dengan pasir. Kegiatan ini dilakukan kira-kira selama 2½ jam. Pasir itu kemudian mengerami sendiri telur-telur itu selama 6-8 minggu sampai menetas menjadi tukik yang keluar dari sarang untuk kemudian merangkak ke laut.

Penyu belimbing beratnya bisa mencapai 600-900 kg selalu punya kehidupan yang berbeda dari penyu lainnya. Saat baru menetas beratnya kurang dari 200 gram dan penyu kecil tersebut langsung berenang ke laut lepas. Ia baru kembali ke daratan setelah berat badannya mencapai sekitar 600 kg, hanya untuk bertelur. Dan hanya bagi penyu betina dewasa yang ke daratan selama sekitar tiga jam dalam setiap masa bertelur lalu kembali ke laut, dan naik lagi ke daratan untuk bertelur 2-3 tahun kemudian.
            Penyu belimbing telah bertahan hidup lebih dari ratusan juta tahun, kini menghadapi ancaman kepunahan. Selama dua puluh tahun terakhir jumlah ini mengatakan menurun dengan cepat, dan khususnya di kawasan pasifik diperkirakan hanya sekitar 2.300 betina dewasa yang tersisa. Hal ini menempatkan penyu belimbing pasifik menjadi penyu laut yang paling terancam populasinya di dunia. Di kawasan Pasifik, seperti di Indonesia, populasinya hanya tersisa sedikit dari sebelumnya (2.983 sarang pada 1999 dari 13000 sarang pada tahun 1984). Untuk mengatasi hal tersebut, pada tanggal 28 Agustus 2006 tiga negara yaitu Indonesia, Papua New Guinea dan Kepulauan Solomon telah sepakat untuk melindungi habitat penyu belimbing melalui MoU Tri National Partnership Agreement (wwf.or.id, 2006).

Termasuk satu dari tujuh spesies penyu dunia, penyu belimbing senang berdiam di kawasan pantai yang gelap dan sunyi. Ketika bertelur penyu betina mencari pasir untuk menyimpannya. Biasanya musim bertelur penyu betina ini adalah sekitar musim semi. Mereka kerap mampir di sepanjang pantai Thailand, Suriname, Malaysia, Sulawesi dan beberapa kawasan pesisir Amerika Selatan. Mereka menyukai kawasan laut yang masih memiliki banyak terumbu karang dan berhawa hangat. Di Indonesia, penyu belimbing terkadang masih bisa dijumpai di pesisir Sulawesi, Bali,Papua, dan Tasikmalaya. Penyu ini termasuk perenang hebat karena mampu mengembara sejauh 3.000 kilometer. Walau memiliki kekuatan mengagumkan, makanan penyu ini hanya ubur-ubur laut. (puailiggoubat.com,2010)

Dewasa ini keberadaan Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) dikategorikan ke dalam satwa yang langka. Penyu Belimbing  disebut juga Leatherbacks turtle  dilindungi sebagaimana diatur dalam CITES (Convention on International Trade of Endangered Species), adalah merupakan kesepakatan internasional antara pemerintah (Negara) dengan tujuan untuk memastikan bahwa perdagangan internasional tidak mengacu keberadaan hidup satwa liar. Appendix 1- Species threatened with extinction (spesies yang terancam punah). Saat ini diperkirakan hanya sekitar 2.300 penyu betina dewasa yang tersisa diseluruh Samudera Pasifik. Menurut IUCN satwa ini dikategorikan kritis (Critically Endangered) dengan trend populasinya semakin hari semakin menurun (Pop. trend: decreasing).

Di kawasan Pasifik, seperti di Indonesia, populasinya hanya tersisa sedikit dari sebelumnya (2.983 sarang pada 1999 dari 13000 sarang pada tahun 1984). Di Indonesia, satwa ini dikategorikan sebagai satwa yang langka yang disebabkan beberapa hal antara lain predator alami (babi hutan dan anjing hutan), kapal ikan yang beroperasi di bagian lautan Pasifi dan lautan Aru,dan kerusakan habitatnya tempat bertelur penyu ini yang disebabkan kebiasaan warga sekitar dalam menambang pasir dan perburuan secara liar (wwf.or.id, 2010).
 Nilai yang terkandung dalam satwa ini sangat beranekaragam oleh karena itu pemahaman tentang satwa ini sangat menentukan perlakuan manusia terhadap satwa ini. Apabila dibiarkan, maka keberadaan satwa ini akan semakin terancam.
Penyu belimbing atau Dermochelys coriacea merupakan satwa purba yang sudah ada sejak 150 juta tahun yang lalu bahkan dipastikan sudah ada sebelum dinosaurus. Dari 30 jenis penyu yang ada, saat ini tinggal tersisa 7 spesies penyu yang bisa kita temukan. Indonesia memiliki enam dari tujuh jenis spesies penyu yang ada di dunia, dimana penyu belimbing memiliki ukuran paling besar diantara yang lainnya. Selain ukurannya yang lebih besar, penyu belimbing atau Dermochelys coriacea, satu-satunya jenis penyu yang tidak memiliki kerapas dengan bentuk punggung menyerupai buah belimbing.
Penyu belimbing telah bertahan hidup lebih dari ratusan juta tahun, kini menghadapi ancaman kepunahan. Selama dua puluh tahun terakhir jumlah ini mengatakan menurun dengan cepat, dan khususnya di kawasan pasifik diperkirakan hanya sekitar 2.300 betina dewasa yang tersisa. Hal ini menempatkan penyu belimbing pasifik menjadi penyu laut yang paling terancam populasinya di dunia. Di kawasan Pasifik, seperti di Indonesia, populasinya hanya tersisa sedikit dari tahun-tahun sebelumnya.
Saat ini populasi penyu belimbing di Pantai Jeen Womom dan Pantai Warmon semakin terancam punah akibat meningkatnya aktivitas manusia. Sampah plastik yang tersebar di laut lepas seringkali terlihat seperti ubur-ubur bagi penyu belimbing. Karena rahangnya yang lunak penyu belimbing hanya memakan makanan yang juga sangat lunak, yaitu ubur-ubur. Akibatnya, plastik yang dimakan penyu belimbing tidak dapat dicerna hingga pada akhirnya membunuhnya.
BY. JUZAC. SUNDOY


SAMA TAPI BEDA


Text Box: Figure 1
Tentang Kraton Daerah Istimewa Yogyakarta (Jogja)
Bangunan Kraton dengan arsitektur Jawa yang agung dan elegan ini terletak di pusat Kota Yogyakarta. Bangunan ini didirikan oleh Pangeran Mangkubumi, yang kemudian bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I, pada tahun 1775. Beliau yang memilih tempat tersebut sebagai tempat untuk membangun bangunan tersebut, tepat di antara sungai Winongo dan sungai Code, sebuah daerah berawa yang dikeringkan.
Kraton Yogyakarta (Jogja)

Description: C:\Users\user all\Pictures\_DSC0371.JPG
Tentang batu rumah (Jogja) daerah istimewa penyu belimbing

Bangunan batu dengan arsitek alamia, sebuah fakta primitive yang berada kabupaten Tambrauw papua barat merupakan pusat peneluran penyu belimbing. Bangunan batu rumah merupakan mitos yang melakukan perjalanan dari meyah sampai ke pantai dan menetap hingga sekarang, tempat ini menjadi idola bagi penyu belimbing untuk menetaskan telurnya dan lahirlah penyu-penyu hingga sekarang, kata Jogja adalah penyebutan dari bahasa Abun yaitu Jog = batu dan Ja = Rumah (batu rumah)
Mitos Batu Rumah (Jogja)

Sama tapi beda
Kata yang sama disini adalah JOGJA, sejarah Jogja di pulau jawa adalah sejarah Budaya kraton, sedangkan sejarah Jogja di Tambrauw adalah mitos. Kata Jogja mengandung peristiwa dan arti yang berbeda dalam sejarah budaya.
Jogja atau Jokjakarta adalah sejarah budaya kraton yang diwariskan hingga sekarang dan memiliki keistimewaan di Negara ini dan ini adalah fakta dan masih tersimpan hingga sekarang dengan istananya.
Begitu juga Jogja atau batu rumah adalah sejarah mitos orang tambrauw dalam sejarah nenek moyang di zaman primitive, dan sekarang menjadi daerah istimewa yang dipilih oleh satwa langkah (mahkluk) purba penyu belimbing sebagai tempat istimewa untuk bertelur dan menetas yang terletak di pantai utara kabupaten tambrauw, masih ada hingga sekarang sebagai istana penyu.
dari kesamaan ini maka mengigatkan kepada kita bahwa Jogja yang merupakan daerah istimewa dan segala bukti peninggalan ini abadi hingga sekarang dan menjadikan jogja sebagai kota budaya yang unik dan penuh sejarah budaya yang tersimpan.
Kesamaan yang sama pula dengan jogja (batu rumah), menjadi tempat pilihan penyu belimbing untuk meletakan telurnya dan terjadi hingga sekarang, dan menjadi pertimbangan dan kekawatiran kami adalah ancaman terhadap satwa dan lingkungan yang terus mengalami kerukan akibat pembangunan yang terus terjadi, dan dikawatirkan akan hilang dan menjadi cerita dongen di kemudian hari.
Jogja di jawa bisa dijaga dan kembangkan sebagai wisata kenapa jogja di tambrauw tidak sama seperti itu, ini akan menjadi tugas kita bersama dalam menjaga dan melestarkan menjadi kekayaan yang tersisa untuk Indonesia dan papua lebih khusus tambrauw dan papua barat.
Salam lestari
Juzach, Js.

TARI PERGAULAN YOSIM PANCAR


SKENARIAO/SINOPSIS
TARI PERGAULAN YOSIM PANCAR
TIM TARI KABUPATEN TAMBRAUW
SAIL RAJA AMPAT 2014
Oleh, juzac, sundoy

Pengantar singkat

Tari pergaulan yosim pancar merupakan salah satu tarian khas papua yang saat ini berkembang melalui kalangan muda-mudi dan tarian ini memiliki cirikhas dalam mengungkapkan berbagai hal baik melalui tari maupun nyanyian, dan tarian ini sebagai saran untuk membangun kebersamaan terutama menyatukan hati, pikiran dan kata untuk menjaga kekayaan alam yang masih tersimpan untuk terus terjaga dan terpelihara yang terungkap dalam lagu alam lestari milik dunia.

Kami Tim tari dari kabupaten Tambrauw, mencoba mengungkapkan perasaan melalui tari dan nyanyian sebab ada pepata yang mengatakan bahwa kami bisa menyanyi dan menari sebagai salah satu permohonanan bahwa kami akan hidup dan apabila kami tidak melakukan maka kami akan mati. Ungkapan ini mengajak kami untuk ingin menyampaikan berbagai hal tentang papua, saat ini papua tertang dengan berbagai hal terutama masalah terutama masalah konflik, sehingga “budaya merupakan salah satu sarana untuk mereda konflik”, namun disis lain kami ingin mengungkapkan bahwa papua memiliki berbagai keunikan yang luar biasa, oleh sebab itu untuk menyampaikan apa yang menjadi kepelikan papua adalah melalui tari dan nyanyian.

Kami dari kabupaten Tambrauw merasa sanjung kepada Raja ampat yang merupakan kawasan lestari yang tersisa di dunia, untuk itu ungkapan tari pergaulan yosim pancar yang kami tampilkan adalah mengajak seluruh papua untuk menjadikan raja ampat sebagai contoh untuk melindungi alam tersisa dan ini merupakan salah satu apresiasi kami bagi raja ampat.

Melalui sail raja ampat kami juga ingin menyampaikan darah kabupaten Tambrauw juga memiliki ribuan potensi yang tidak kalah saing dengan raja ampat, sebab raja ampat memiliki potensi laut yang tersisa di dunia sedangkan Tambrauw memiliki potensi penyu raksasa (penyu belimbing) yang tersisa di dunia. Sail raja ampat merupakan gerakan dalam ungkapan kekayaan alam lestari, ungkapan ini kiranya mengawali pikiran kita untuk terus menjaga dan memihara karya ciptaan Tuhan, dan ungkapan harapan bahwa sail ini bukan hanya di raja ampat tetapi perlu ada sail-sail lagi di berbagai tempat terutama Kabupaten Tambrauw yang juga unik dan kaya akan potensi alam. Harapan kami kiranya awal sail raja ampat akan membuka peluang untuk Tambrauw agar tahun-tanun mendatang dapat melaksanakan sail untuk kampanye potensi alam yang tersisa terutama penyu belimbing.

Ungkapan tari

UngkapanTari yosim pancar sebagai tari pergaulan para muda mudi yang sering dilakukan dalam acara-acara khusus budaya papua, tetapi juga saat ini dijadikan sebagai salah satu tari yang masuk dalam daftar tari lomba untuk berbagai kegiatan dan sangat di minati oleh semua kalangan baik masyarakat, pemerintah dan juga swasta. Tarian ini memiliki 5 gerak dasar yang yang sudah dibakukan oleh dewan kesenian papua dengan masing-masing gerak dasar yaitu yosim, seka, gale-gale, pacul tiga, jeef dan pancar serta yosim penutup.

Makna tari :
Tarian yosim pancar dengan makna mendasar adalah ungkapan berbagai hal berhubungan dengan pergaulan muda-mudi melalu tari dan lagu yang di perpadukan dalam kreatifitas baik kelompok penari maupun kelompok musisi.

Komposisi tari
Tati yosim pancar membuat komposisi gerak sesuai dengan 5 gerak dasar tari yosim pancar (seka, pacul tiga, gale-gale, jeef dan pancar yang di baringi oleh yosim cepat dan yosim lambat. Durasi yang di tentukan adalah 10 - 15 menit, tergantung pada piñata tari dalam ungkapan.

Tarian ini bervariasi atas keserasian gerak dan lagu baik dalam ungkapan maupun melalui gerakan yang di satukan yang dilakukan secara kreasi oleh para penari maupun musisi yang mengiringi tarian.

Demikian singkat narasi/synopsis ini kami sampaikan untuk menjadi panduan, kiranya penampilan kami dapat memberikan semangat terutama peserta sail raja ampat, kiranya kebersamaan dalam pelaksanaan sail raja ampat menjadi motifasi untuk kita terus menjaga dan memelihara raja ampat sebagai bagian dari papua yang menyimpan sisa keindahan alam karya ciptaan Tuhan dan inilah raja ampat dengan sisa alam lestari milik dunia.

Salam

Group tari Kabupaten Tambrauw   




SERUAN BURUNG CENDERAWASIH


                                             SERUAN BURUNG CENDERAWASIH           
SENANG BUKAN HARUS MENGAMBIL
Kami bukan sekedar menari, tetapi kami juga turut bertanggungjawab untuk menjaga dan melindungi semua yang masih tersisa sebagai bagian dari warisan yang harus di lestarikan.
Salah satu ungkapan kepedulian kepada alam dan lingkungan lebih khusus untuk burung cenderawasih sebagai salah satu dari sekian banyak yang harus di lindungi sebab cenderawasih adalah salah satu satwa yang memberi warna keindahan bagi alam negeri papua yang akan kami ungkapkan lewat music, lagu dan tarian sebagai penghibur awal dari segala aktifitas.
Narasi singkat ;
Pulau papua dengan segala sumber alam dan hayatinya baik hutan, tanah, dan air serta gunung dan lembah dan panjang pantai dan pesisir, laut yang luas membiru yang di hiasi ribuan pulau sebagai bagian besar yang mengungkapkan keindahan, kesuburan dan keunikannya, bagaikan taman indah yang tersembunyi, disinilah tersembunyi semua yang bernyawa adalah kekayaan yang terwaris turun temurun.
Kami ingin menyampaikan pesan leluhur kami bahwa keunikan alam yang  tersembunyi harus di nikmati oleh semua ciptaan, sebab mereka adalah sahabat alam dengan segala pereradabannya sebagai pengukir wajah alam untuk hadir sebagai saksi bagi dunia..
Salah satu dari yang bernyawa adalah  SEEKOR BURUNG CENDERAWASIH
Burung ini memiliki keunikan tersendiri yaitu buluhnya, warnanya, dan suaranya.
-          Buluhnya yang panjang ada di bagian ekor dan buluhnya yang pendek dan halus mengelilingi seluruh tubuhnya 
-          Warnanya yang kuning, merah, hitam, hijau, coklat dan putih menghiasi seluruh tubuhnya
-          Suaranyanya yang merdu ketika berkicau di pagi hari dan petang
Sosok dari seekor burung cenderawasih ini merupakan simbol alam yang memberi kiasan dalam bentuk yang bernyawa bagi manusia bahwa, burung cenderawasih memberi warna dan kiasan sebagai seorang perempuan papua yang hitam kulit dan keriting rambut
 Salah satu burung yang indah, manis dan menawan penuh dengan kecantikan wajahnya, buluhnya, warnanya, suaranya menjadi salah satu satwa yang di kagumi dengan segala keunikan. Burung ini hanya ada di papua dan australia. Burung ini merupakan salah satu yang menghiasi keindahan alam tanah papua yang subur indah dan kaya.
Burung ini merupakan salah satu simbol yang memberi sanjungan kepada seorang gadis / perempuan papua yang hitam kulit dan keriting rambut dalam ungkapan syair lagu tetapi jugan merupakan ungkapan melalui simbol  buluhnya. Burung cenderasih dengan warnahnya yang kuning, coklat hitam, hijau dan putih adalah warna yang mewakili berbagai ras dan suku yang ada di tanah papua tetpi juga merupakan bagaian yang mengungkapkan suasana alam tanah papua,
Mulut, mata, kaki dan suaranya merupaka bagian yang mengungkapan seorang perempauan papua yang cerdas, pandai, dan cerdik mampuh melakukan berbagai hal yang dianggap baik dan bijaksana, mampuh mewakili dalam penyelesaian berbagai masalah dan mampuh memberi kecerian dan keramahan alam dalam suka dan duka.
Burung cenderawasih merupakan simbol terbesar yang mengatakan kepada dunia bahwa kami adalah bagian dari ciptaan Tuhan yang ingin hidup untuk terus menikmati alam, sambil berterbangan, mengungkapkan nyanyia yang berkicau dan menari-nari menyambut suasana alam baik di pagi hari ketika matahari mulai terbit dan bersuka cita menikmati alam sepanjang hari maka ungkapan syukur  menyambutnya semua yang terjadi dihari petang ketika matahari terbenam dan berilh waktu kepada kami untuk mengagungkan semua yang hidup dan terus hidup sambil beranak cucu mengiasi, menjaga dan memelihara alam negri ini sehingga terus terjaga dan terpelihara dengan segala keunikan  yang mengukir cagat raya kicauan suara dan nyanyian mengagungkan  suasana alam  yang merupakan karya dan ciptaan Tuhan.
By, juzac. sundoy

Sulitnya Menjaga Penyu Belimbing Dari Ancaman


Sulitnya Menjaga Penyu Belimbing Dari Ancaman
Oleh Juzac. Js.
Description: C:\Users\User\Pictures\PENYU BELIMBING\_DSC0750.JPG
Sungguh mulia Karya Tuhan bagi Negeri Kami, kalimat ini patut kita ucapkan karena tanpa campur tangan Tuhan tidak ada sesuatu yang akan terjadi di bumi.
Karya ciptaan Tuhan yang menempatkan tempat pesisir pantai Jen Womo sebagai tempat yang layak untuk peneluran dan kelahiran bayi seekor bayi (tukik) Penyu belimbing.
Siapapun manusia di bumi ini tidak akan mampu membuat komitmen untuk menjaga, memelihara dan melindung penyu bellimbing dari kepunahan. Terutama kawasan tempat dimana penyu belimbing beraktifitas.
Kita dapat belajar dari seorang ibu (mama). Siapanpun dia tidak akan menyangkal dan memungkiri keagungan seorang mama sebab dia adalah orang yang paling penting dalam kehidupan di dunia ini.
Seorang mama jauh lebih hebat dari seorang insinyur yang sukses membangun sebuah gedung pencakar langit, karena seorang mama telah dilibatkan Tuhan untuk mengambil bagian dalam karya ajaib Tuhan yakni membangun sebuah rumah bagi jiwa yg kekal. Bahkan malaikat pun tidak dianugerahi berkat semacam itu.
Namun hal ini tidak sesuai dengan fakta hidup, sebab tingkah laku hidup kehidupan kita kadang tidak berbanding lurus, dan sering menodai keagungan citra setiap wanita yang adalah Ibu (mama), meraka adalah pejuang bagi kehidupan dibumi..
Demikian sekor penyu belimbing betina yang saat ini menantikan keselamat dari penjaganya. Banyak hal yang kita lupa sebagai ciptaan yang sama dimata Tuhan. 
Seorang perempuan sudah tidak lagi dihargai dan diperlakukan adil dan setara sebagai bagian dari ciptaan Tuhan yang sama.
Begitu pula satwa ciptaan Tuhan yang satu ini, yang selalu memberi kepada alam sebagai bagian yang mengisi bumi bagian tertentu. Bahkan mencari tempat ketenangan tetapi segala yang di inginkan tak kunjung datang sebab selalu saja menjadi ancaman
Manusia lebih memilih kepentingan diri sendiri tanpa memikir bagian lain yang sebenarnya adalah bagian dari kebutuhan manusia.
Semua ini dikembalikan kepada kita untuk mrenungkan betapa pentingnya semua mahkluk ciptaan Tuhan kita nyatakan adalah penting, maka semua ini akan mendatangkan segala kebaikan dan keharmonisan kebersamaan hidup yang aman nyaman terus menghiasi bumi yang tersisa dan Tua ini.

Ingin tahu Mengapa disebut Penyu belimbing?
Pasti penasaran kalau melihat gambarnya dan membanyangkan satwa satu ini dan mengapa di sebut penyu belimbing? Kalau dilihat dari bagian atas punggunya, yaitu cangkang tubuhnya yang hapir sama bentuknya dengan buah belimbing yang terlintas dibagian punggungnya yaitu ada berupa garis-garis menonjol yang tidak rata dan kulitnya agak tebal hitam berbintik putih, tubunya besar dan badanya keras, diliputi kulit kuat dari zat tanduk yang disebut karapas..  penyu ini tidak bersisik, dan garis-garis itu ada lima sampai tujuh garis tebal yang memanjang dari leher sampai ekor . Panjang karapas mencapai 2,5 m dengan berat mencapai 1500 Kg, umurnya dapat mencapai 200 tahun lebih.

Di mancanegara, penyu yang dilindungi ini tenar dengan sebutan leatherback turtles. Sedangkan dalam dunia sains ia disebut Dermochelys coricea. Nama famili dermochelys berasal dari bahasa Yunani yaitu derma berarti kulit dan chelys artinya penyu. Nama spesies coricea juga merujuk pada bahasa Yunani, corium berarti kulit lembu (puailiggoubat.com, 2010).

Saat hendak datang bertelur
Ketika saatnya untuk berelur, maka seekor penyu betina akan merangkak dan naik ke pantai untuk bertelur, biasanya hingga empat kali sepanjang satu musim bertelur. Sedangkan Sekali bertelur, satu penyu rata-rata menghasilkan 40-50 telur.

Untuk melindungi dari predator, ia mengubur telurnya. Ketika mengubur telurnya, sirip depannya mengais-ngais pasir dan mengarahkan ke bagian belakang, membuat gundukan kecil diatas lobang, sedangkan bagian sirip kakinya nampak melakukan gerakan-gerakan memadatkan tanah. Penyu betina pada umumnya untuk usia bertelur jika mereka sudah mencapai umur 10 tahun. Sayangnya, dari puluhan telur yang dihasilkan, hanya ada satu tukik (bayi penyu) yang mampu bertahan hingga dewasa (10 tahun)(WWF,2010). Musim kawin penyu ini berlangsung dari bulan Juni sampai Agustus. Penyu ini menggali pasir kira-kira 50 cm dalamnya dengan diameter 50 cm. Kemudian mereka bertelur dalam lubang dan menimbunnya kembali dengan pasir. Kegiatan ini dilakukan kira-kira selama 2½ jam. Pasir itu kemudian mengerami sendiri telur-telur itu selama 6-8 minggu sampai menetas menjadi tukik yang keluar dari sarang untuk kemudian merangkak ke laut.

Penyu belimbing beratnya bisa mencapai 600-900 kg selalu punya kehidupan yang berbeda dari penyu lainnya. Saat baru menetas beratnya kurang dari 200 gram dan penyu kecil tersebut langsung berenang ke laut lepas. Ia baru kembali ke daratan setelah berat badannya mencapai sekitar 600 kg, hanya untuk bertelur. Dan hanya bagi penyu betina dewasa yang ke daratan selama sekitar tiga jam dalam setiap masa bertelur lalu kembali ke laut, dan naik lagi ke daratan untuk bertelur 2-3 tahun kemudian.
Banyak masalah untuk melindunginya
            Penyu belimbing telah bertahan hidup selama lebih dari ratusan juta tahun, kini spesies ini menghadapi ancaman kepunahan. Selama dua puluh tahun terakhir jumlah spesies ini menurun dengan cepat, khususnya di kawasan pasifik, hanya sekitar 2.300 betina dewasa yang tersisa. Hal ini menempatkan penyu belimbing pasifik menjadi penyu laut yang paling terancam populasinya di dunia. Di kawasan Pasifik, seperti di Indonesia, populasinya hanya tersisa sedikit dari sebelumnya (2.983 sarang pada 1999 dari 13000 sarang pada tahun 1984). Untuk mengatasi hal tersebut, pada tanggal 28 Agustus 2006 tiga negara yaitu Indonesia, Papua New Guinea dan Kepulauan Solomon telah sepakat untuk melindungi habitat penyu belimbing melalui MoU Tri National Partnership Agreement (wwf.or.id, 2006).

Termasuk satu dari tujuh spesies penyu dunia, penyu belimbing senang berdiam di kawasan pantai yang gelap dan sunyi. Ketika bertelur penyu betina mencari pasir untuk menyimpannya. Biasanya musim bertelur penyu betina ini adalah sekitar musim semi. Mereka kerap mampir di sepanjang pantai Thailand, Suriname, Malaysia, Sulawesi dan beberapa kawasan pesisir Amerika Selatan. Mereka menyukai kawasan laut yang masih memiliki banyak terumbu karang dan berhawa hangat. Di Indonesia, penyu belimbing terkadang masih bisa dijumpai di pesisir Sulawesi, Bali,Papua, dan Tasikmalaya. Penyu ini termasuk perenang hebat karena mampu mengembara sejauh 3.000 kilometer. Walau memiliki kekuatan mengagumkan, makanan penyu ini hanya ubur-ubur laut. (puailiggoubat.com,2010)

Dewasa ini keberadaan Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea) dikategorikan ke dalam satwa yang langka. Penyu Belimbing  disebut juga Leatherbacks turtle  dilindungi sebagaimana diatur dalam CITES (Convention on International Trade of Endangered Species), adalah merupakan kesepakatan internasional antara pemerintah (Negara) dengan tujuan untuk memastikan bahwa perdagangan internasional tidak mengacu keberadaan hidup satwa liar. Appendix 1- Species threatened with extinction (spesies yang terancam punah). Saat ini diperkirakan hanya sekitar 2.300 penyu betina dewasa yang tersisa diseluruh Samudera Pasifik. Menurut IUCN satwa ini dikategorikan kritis (Critically Endangered) dengan trend populasinya semakin hari semakin menurun (Pop. trend: decreasing).

Di kawasan Pasifik, seperti di Indonesia, populasinya hanya tersisa sedikit dari sebelumnya (2.983 sarang pada 1999 dari 13000 sarang pada tahun 1984). Di Indonesia, satwa ini dikategorikan sebagai satwa yang langka yang disebabkan beberapa hal antara lain predator alami (babi hutan dan anjing hutan), kapal ikan yang beroperasi di bagian lautan Pasifi dan lautan Aru,dan kerusakan habitatnya tempat bertelur penyu ini yang disebabkan kebiasaan warga sekitar dalam menambang pasir dan perburuan secara liar (wwf.or.id, 2010).

 Nilai yang terkandung dalam satwa ini sangat beranekaragam oleh karena itu pemahaman tentang satwa ini sangat menentukan perlakuan manusia terhadap satwa ini. Apabila dibiarkan, maka keberadaan satwa ini akan semakin terancam.

UNTUK MEREKA DI MASA LALU


UNTUK MEREKA DI MASA LALU

Sejenak mengenang.....................................

Tak ada sesuatu yang bisa di katakan dan diceritakan kembali pada saat ini karena dulu beda dengan sekarang. Dulu berbagai kesulitan yang sungguh membosankan terutama masalah hubungan sebagai kendala utama ke tempat tujuan dan mencari hubungan adalah hal yang sangat sulit, kalaupun terpaksa adalah resiko yang harus di tanggung sebab itu tanggungjawab tak ada yang bisa di katakan hanya kepasrahan terhadap kondisi yang terjadi tanpa peduli dengan segala hal. Berbagai kelengkapan yang dibawah tidak ada jaminan untuk selamat dari ancaman sebab sahabat dalam perjalanan adalah air dan angin dengan tidak perlu dengan segala suasana, hanya harapan yang terus dinanti yaitu sampai dengan selamat di tujuan. Terus menerus terjadi dalam hitungan hari, minggu, bulan tahun terus menerus bergantian sambil menunggu perubahan itu terjadi.

Kenangan ini terus di kenang oleh semua orang yang merasa terlibat sebab semua yang merasakan peristiwa ini, siapapun dia darimana asalnya dan apapun keberadaannya pasti mengatakan bahwa ini adalah suatu kebenaran dan fakta sebab situasinya bervariasi dan selalu berubah-ubah.

Berbagai hal yang berfariasi adalah kegiatan kemasyarakatan yang sedikitnya mendesak dan memaksa, sebab kadang sulit untuk di tolak sebab dasarnya adalah tanggungjawab terutama kegiatan pemerintah dan kegiatan lain yang ada kaitanya dengan kepetingan kerja.

Kenangan ini sering menjadi  kesan yang kadang menganggu pikiran dan perasaan -perasaan cemburur, sedih, marah, benci, dengki, susah, senang bahkan jengkel, tetapi kadang juga membuat tertawa dan gembira sebab kenangan pahit dankenangan manis yang dirasakan merupakan bagian dari suatu belajar tentang berbagai daerah dan manusia di papua, karena ada satu yang paling berharga ketiga semua ini dilalui yaitu pengalaman yang terus bertambah untuk menghadapi berbagai situasi ketika dihadapi.

Ini hanya sekedar tulisan untuk mengenang masa lalu yang penuh dengan suka dan duka tapi apapun yang terjadi tetapi semangat untuk terus terlibat tak pernah berhenti walaupun trauma dengan kondisi alamnya yang tak pernah berubah sebab perjuangan ini terus diperjuangkan untuk menantang kondisi alam.

Kerinduan akan sebuah perubahan adalah proses perjuangan yang dilakukan oleh semua orang sebab merindukan sebuah perubahan sulit untuk akan terjadi sebab dengan kondisi dan latarbelakang manusianya yang jauh dari perkembangan tersembunyi dan terkebelakang ini merupakan bagian perjuangan terhadap suatu peradaban.

KENANG SEBUAH KARYA YANG ABADI

TAMBRAUW GUNUNG PEMALI, TAMBRAUEW GUNUNG TERNAMA,
WAJAH KEBIRUAN DALAM PANDANGAN,
 MENYEMBUNYIKAN RATUSAN SUKU PRIBUMI YANG  PRIMITIF,
HIDUP DALAM KEGELAPAN, MEMPERTAHANKAN ETIKA BUDAYA, 
SEBAGAI TRADISI SEJARAH ADAT PENOBATAN  MAHKOTA ANAK NEGRI.
HADIR DALAM TANTANGAN PENUH KEBERANIAN,
HADIR DALAM PENDERITAAN PENUH KESEDIHAN,
 KAMI DATANG BUKAN SEBAGAI  PAHLAWAN,
KAMI DATANG JUGA BUKAN SEBAGAI PEJUANG
 TETAPI KAMI DATANG KARENA PANGGILAN NURANI DAN TANGGUNGJAWAB MORAL
SEMUA YANG TERJADI BIARLAH DIKENANG MENJADI KARYA YANG ABADI.

By, Juzack. J. Sundoy